Polisi Australia mengonfirmasi bahwa serangan tersebut dilakukan oleh seorang pria berusia 50 tahun bersama putranya yang berusia 24 tahun.
Sedikitnya 15 orang tewas, menjadikan peristiwa ini sebagai penembakan massal paling mematikan di Australia dalam hampir tiga dekade terakhir.
Ayah Ahmed, Mohamed Fateh al Ahmed, mengatakan bahwa putranya adalah warga negara Australia yang memiliki naluri kuat untuk melindungi sesama.
“Dia tidak berpikir panjang. Saat melihat orang-orang terluka dan darah di mana-mana, hati nuraninya mendorongnya untuk bertindak dan melucuti senjata pelaku,” ujarnya.
Keluarga juga mengungkapkan bahwa Ahmed pernah bekerja di bidang keamanan, sehingga terbiasa bersikap sigap dalam situasi darurat.
Baca Juga: Memahami Peredam Kap Mesin Mobil, Dari Fungsi, Jenis Material, dan Cara Instalasi yang Tepat
Dukungan Mengalir dari Dalam dan Luar Negeri
Dukungan bagi Ahmed datang dari berbagai penjuru dunia. Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales, Chris Minns, menjenguk langsung Ahmed di Rumah Sakit St George dan menyampaikan rasa terima kasih masyarakat.
“Ahmed adalah pahlawan nyata,” tulis Minns di media sosial, disertai foto Ahmed yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan lengannya dibalut gips.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga memuji Ahmed sebagai sosok yang sangat, sangat berani dan berjasa menyelamatkan banyak nyawa.
Donasi Capai Lebih dari Rp11 Miliar
Sebuah penggalangan dana daring yang dibuat untuk membantu biaya pengobatan dan pemulihan Ahmed berhasil mengumpulkan lebih dari 1,1 juta dolar Australia hanya dalam satu hari.
Dengan kurs perkiraan 1 dolar Australia kurang lebih Rp10.500, jumlah tersebut setara dengan sekitar Rp11,5 miliar.
Salah satu donatur terbesar adalah investor ternama Bill Ackman, yang menyumbang hampir Rp1 miliar dan membagikan kampanye tersebut ke publik.
Baca Juga: Judistira Soroti Keluhan Warga soal Armada Sampah di Jakarta
Artikel Terkait
Gencatan Senjata Runtuh, Pertempuran Thailand Kamboja Meledak Lagi di Sepanjang Perbatasan
Australia Jadi Pelopor Dunia, Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial
Ratusan Ribu Warga Mengungsi, Konflik Thailand Kamboja Makin Memburuk
PM Thailand Bubarkan Parlemen, Pemilu Dipercepat di Tengah Konflik Politik dan Ketegangan Perbatasan
Perayaan Berubah Petaka, Tragedi Penembakan Massal Guncang Bondi Beach Australia