Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, menegaskan bahwa ia siap memberikan penjelasan langsung kepada Trump jika panggilan terjadi. “Dia perlu mendengar detailnya dari saya sendiri,” katanya kepada wartawan.
Anutin juga menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri Thailand telah memberikan informasi tambahan melalui jalur diplomatik.
Baca Juga: O Reilly dan Haaland Hancurkan Madrid, Manchester City Raih Kemenangan Dramatis
Sementara itu, situasi di lapangan semakin memprihatinkan. Ratusan ribu warga di wilayah perbatasan di kedua negara telah dievakuasi.
Kamp pengungsian di wilayah Oddar Meanchey, Kamboja, mulai dipenuhi warga yang melarikan diri dari serangan.
Pemerintah Thailand dan Kamboja sama-sama saling menyalahkan terkait penyebab dan dampak serangan.
Thailand menuduh pasukan Kamboja melakukan pelanggaran wilayah yang memicu konfrontasi.
“Thailand tidak menginginkan konflik dengan negara tetangga. Namun Thailand yakin telah diinfiltrasi, dan kami wajib mempertahankan kedaulatan," ujar Anutin.
Baca Juga: Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Tenaga Ahli Desember 2025, Cek Formasi dan Syarat Lengkapnya
Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengeluarkan laporan pada Rabu (10/12) malam yang menyebut serangan Thailand telah merusak rumah, sekolah, jalan, pagoda, dan situs-situs kuno hingga 30 kilometer ke dalam wilayah Kamboja.
Kementerian Pertahanan Kamboja juga menuduh Thailand melakukan tindakan agresi brutal yang menyasar infrastruktur sipil.
Thailand membantah tuduhan tersebut dan menegaskan tidak pernah menargetkan warga sipil.
Korban jiwa terus bertambah. Pemerintah Kamboja melaporkan sedikitnya 10 warga tewas, termasuk seorang bayi, dan 60 orang luka-luka akibat serangan pekan ini.
Dari pihak Thailand, sembilan prajurit dilaporkan gugur dan lebih dari 120 lainnya mengalami luka.
Baca Juga: DPR Dorong Pembentukan Menteri Bencana, Netizen: Yang Sekarang Aja Kerjanya Ga Beres
Artikel Terkait
China Kerahkan Lebih dari 100 Kapal Perang di Asia Timur, Manuver Terbesar dalam Beberapa Tahun Terakhir
Baru Sehari Setelah Kesepakatan Damai Difasilitasi AS, Pertempuran Kembali Meletus di Kongo
Benin Diguncang Upaya Kudeta Oleh Pasukan Militer, Presiden Talon Pastikan Pemerintah Tetap Berkuasa
Gencatan Senjata Runtuh, Pertempuran Thailand Kamboja Meledak Lagi di Sepanjang Perbatasan
Australia Jadi Pelopor Dunia, Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial