Senin, 22 Desember 2025

Fenomena Angin Kencang Landa Jabodetabek, BMKG Perkirakan Berlanjut Hingga Akhir Tahun

Photo Author
- Rabu, 4 Desember 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi prakiraan cuaca. Foto: BMKG
Ilustrasi prakiraan cuaca. Foto: BMKG

ESENSI.TV, JABODETABEK - Fenomena angin kencang yang kini melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2024.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa fenomena cuaca ini disebabkan oleh beberapa kondisi atmosfer yang saling terkait.

Beberapa diantaranya termasuk adanya area tekanan rendah (low pressure area) di sekitar perairan selatan Indonesia dan potensi munculnya bibit siklon yang memperburuk kondisi cuaca.

Baca Juga: Disambut Hujan Rintik, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Kupang untuk Hadiri Milad Muhammadiyah ke-112

Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, mengungkapkan bahwa meskipun fenomena angin kencang ini telah terdeteksi sejak beberapa waktu lalu, angin dengan kecepatan tinggi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

"Kami perkirakan fenomena angin kencang ini akan berlanjut hingga akhir tahun," ujar Guswanto dalam pertemuan dengan wartawan pada, dikutip pada Rabu, 4 Desember 2024.

Menurutnya, angin kencang ini terjadi akibat beberapa faktor atmosfer yang saling memengaruhi. 

Salah satunya adalah keberadaan low pressure area di sekitar laut selatan yang menciptakan pola angin yang tidak stabil.

Baca Juga: Kasus Penembakan Pelajar di Semarang, Komisi III DPR Tuntut Proses Hukum Berjalan Transparan

Selain itu, kemunculan bibit siklon juga menjadi pemicu meningkatnya kecepatan angin yang merata di beberapa wilayah.

Fenomena ini semakin diperburuk dengan adanya sirkulasi siklonik yang terdeteksi di sejumlah titik perairan, seperti Selat Malaka, Laut Natuna, dan Laut China Selatan. 

BMKG mencatat bahwa kecepatan angin rata-rata di kawasan ini lebih dari 15 knot, yang tergolong dalam kategori angin dengan kecepatan tinggi dan dapat menimbulkan gangguan signifikan.

Guswanto menjelaskan bahwa sirkulasi siklonik ini menyebabkan pergerakan angin yang lebih kencang di sekitar wilayah tersebut, mempengaruhi cuaca tidak hanya di daratan, tetapi juga di perairan, yang dapat berisiko terhadap pelayaran dan penerbangan.

Baca Juga: Polri dan Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 151.000 Benih Lobster Senilai Rp15,1 Miliar di Bintan  

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: PMJ News

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X