Selain itu, instrumen utama yang digunakan dalam uji coba ini adalah Profil Belajar Siswa (PBS), yang sudah dikembangkan sejak 2018 bersama berbagai kementerian dan lembaga.
PBS ini berfungsi untuk mengidentifikasi kebutuhan layanan peserta didik dengan pendekatan fungsional, yang dapat digunakan sebagai screening awal bagi satuan pendidikan dengan keterbatasan akses medis.
Supriyono, Ketua FPMI Pusat, menegaskan bahwa keberhasilan program ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Baca Juga: DPR Dukung Skema BLT untuk Subsidi BBM, Tekankan Pentingnya Data Akurat dan Pengawasan Ketat
Selain Kemenag, dukungan dari Kemenag provinsi, kabupaten/kota, serta pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk memastikan pelaksanaan sistem inklusi di madrasah berjalan dengan baik.
Dinas Sosial Kabupaten Bogor juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama, dengan memanfaatkan program dukungan baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
Sakdiyah, Sekretaris Pokja Inklusi Kemenag Pusat, juga menambahkan bahwa akan ada dukungan lebih luas, termasuk dari perguruan tinggi dan sumber daya lain di Kemenag Pusat, untuk memperluas cakupan program inklusi ini ke daerah lain.*** (LL)
Artikel Terkait
Persiapan Rekrutmen Petugas Haji 1446 H/2025 M: Kemenag Evaluasi Aplikasi CAT untuk Seleksi yang Lebih Baik
Tahapan Seleksi CPNS Kemenag 2024 Memasuki SKD, Peserta Diwajibkan Patuhi Prosedur dan Ketentuan Ketat Berikut Ini
Nasaruddin Umar Resmi Gantikan Gus Yaqut sebagai Menteri Agama, Siap Pimpin Kemenag ke Depan
Seleksi PPPK Kemenag 2024 Dibuka, 89 Ribu Formasi untuk Eks Honorer dan Tenaga Non-ASN
Kemenag Luncurkan Pelatihan Terbesar untuk Guru Madrasah, 73.615 Peserta MOOC Pintar Terdaftar