Sebelumnya, 10 desa, termasuk Desa Lamkruet dan Gampong Mon Ikeun di pesisir barat Aceh, telah lebih dulu mendapatkan status ini.
Pengakuan dari UNESCO ini diharapkan dapat semakin mendorong kesadaran dan kesiapan masyarakat pesisir Indonesia dalam menghadapi ancaman tsunami.
Suci Dewi berharap bahwa pencapaian ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di seluruh dunia tentang pentingnya membangun sistem kesiapsiagaan bencana yang berbasis pada kekuatan komunitas.
Selain itu, kesadaran masyarakat Indonesia dalam menghadapi potensi bencana tsunami juga semakin meningkat dengan adanya sertifikasi ini.
“Ini adalah langkah maju, tapi kami tidak akan berhenti sampai di sini. Beberapa desa lain, termasuk yang berada di wilayah Mentawai, Sumatera Barat, kini juga tengah mempersiapkan diri untuk memenuhi standar Tsunami Ready Community. Mereka sedang dalam proses pengumpulan dokumen dan pemenuhan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kesiapsiagaan,” jelas Suci.
Dengan adanya sertifikasi ini, BMKG dan UNESCO berharap bahwa desa-desa yang telah diakui dapat menjadi teladan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana tsunami dan terus memperkuat program mitigasi bencana di masa depan.***(LL)
Artikel Terkait
Waspada! BMKG Ingatkan Beberapa Daerah di Indonesia Ini Terancam Kekeringan Lima Bulan
Pancaroba: BMKG Ingatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi
Kata BMKG, Angin Australia Bikin Suhu Udara Terasa Dingin Akhir-Akhir Ini
Operasi Modifikasi Cuaca BMKG Berhasil Kurangi Hujan hingga 97 Persen di IKN Nusantara
BMKG Peringatkan Potensi Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di Jawa Tengah Akibat Awan Cumulonimbus