Untuk jangka panjang, setelah operasional bandara sepenuhnya berjalan sebagai bandara komersial, kapasitas penumpang diharapkan bisa mencapai 7 juta orang per tahun.
Proses pengubahan status bandara ini akan segera dimulai begitu Peraturan Presiden (Perpres) terkait ditandatangani.
Presiden menegaskan bahwa salah satu alasan utama di balik konversi bandara ini adalah agar fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, bukan hanya untuk kalangan terbatas.
Baca Juga: Bawaslu Antisipasi Kampanye Dini di Masa Jeda Sebelum Tahapan Resmi Pilkada 2024
“Jangan hanya digunakan untuk VVIP saja. Kalau bisa untuk penerbangan umum, seperti haji, umroh, dan penerbangan ke dan dari IKN, tentu manfaatnya akan jauh lebih besar,” kata Presiden Jokowi.
Bandara Nusantara diharapkan menjadi salah satu penopang utama transportasi di Ibu Kota Nusantara, memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi di wilayah Kalimantan Timur.
Infrastruktur ini juga diharapkan bisa memfasilitasi pergerakan masyarakat dalam rangka mendukung pengembangan IKN sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian baru Indonesia.
Baca Juga: Regulasi Baru Tembakau Dinilai Berisiko Timbulkan PHK Massal dan Merugikan Ekonomi
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi disambut oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Plt. Wakil Kepala Otorita IKN Raja Juli Antoni, Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, serta sejumlah petinggi TNI dan Polri.***(LL)
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Penyelesaian Program dan Stabilitas Jelang Akhir Masa Jabatan
Jokowi Dorong Pengembangan Ekosistem Ekonomi Syariah: Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Halal Global
Bjorka Bocorkan Data NPWP Pejabat, Termasuk Presiden Jokowi dan Keluarga
Jokowi Puji Peran TNI-Polri dalam Pembebasan Pilot Susi Air melalui Negosiasi Panjang
Jokowi Resmikan Smelter Tembaga di NTB, Dukung Pengembangan Industri Pertambangan