ESENSI.TV, NASIONAL - Program pemberian makanan bergizi gratis yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Dwi Listyawardani, Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Ahli Utama di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), menekankan bahwa program ini bertujuan untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Makanan bergizi yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional dirancang untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan dan mendukung daya belajar anak-anak, termasuk ibu hamil, menyusui, dan balita,” jelas Dwi Listyawardani, dikutip dari laman tribtatanews.polri.go.id pada Selasa, 17 September 2024.
Baca Juga: Jawa Timur Tantang Jawa Barat di Final PON XXI 2024 Usai Kalahkan Aceh 3-2
Menurut Dwi, Badan Gizi Nasional berperan sebagai lembaga strategis dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia.
Untuk itu, perlu adanya program-program strategis yang dapat mengintervensi keluarga dan mendorong perilaku hidup sehat.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kasus stunting baru. “Badan Gizi Nasional perlu merancang intervensi yang menyasar keluarga agar dapat menerapkan pola hidup sehat dan bersih,” ujar Dwi.
Baca Juga: Jawa Barat Melaju ke Final PON XXI 2024 Usai Tundukkan Kalsel Lewat Adu Penalti
Dwi juga menyebut bahwa BKKBN telah memulai inisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan makanan bergizi.
Perubahan ini, meskipun berlangsung perlahan, menunjukkan kemajuan positif di kalangan keluarga, terutama mengenai kebutuhan gizi bagi calon ibu, ibu hamil, dan bayi di bawah usia dua tahun.
“Kami telah melihat mulai adanya kesadaran mengenai pentingnya gizi yang baik bagi calon ibu, ibu hamil, dan bayi,” ungkap Dwi.
Baca Juga: Kepadatan Arus Tol Jabodetabek Memuncak! Lonjakan Kendaraan di GT Ciawi Capai 32,62 Persen
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya memanfaatkan pangan lokal untuk meningkatkan asupan gizi keluarga.
Program dapur sehat atasi stunting (Dashat) yang diprakarsai BKKBN, dengan dukungan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK), Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), berperan besar dalam mempromosikan pemanfaatan bahan pangan dari kebun atau pekarangan sendiri.
Artikel Terkait
Tahukah Kamu Bahwa Stunting Terjadi Bukan Hanya Akibat Kurang Gizi?
Bisa Cegah Stunting, Fasilitas Air Bersih di Sekolah Justru Masih Sulit
Perhitungan e-PPGBM Dipercepat Sebagai Upaya Pemerintah Menangani Stunting pada Enak
Pencegahan Pernikahan Dini sebagai Upaya Mengurangi Risiko Stunting
Stunting di Indonesia Masih Jauh dari Target 2024!