Mengutip dari akun instagram @indozone.id, hasil survei terbaru tentang judi online. Survei  menunjukkan mayoritas penggila judi online Indonesia berpendapatan rendah. Survei Populix mengungkapkan bahwa 82% pengguna internet di Indonesia terikat judi online. Dalam enam bulan terakhir, mereka semua terikat melalui media sosial​. Dari mereka yang terpapar, 63 persen melihat iklan ini setiap kali mengakses internet. Korbannya sebanyak 41 persen yang tertarik untuk membuka situs judi setelah melihat iklan​​.

Lebih lanjut, temuan menunjukkan bahwa pengguna judi online biasanya menggunakan dompet digital untuk bertransaksi dengan nilai rata-rata di bawah Rp100.000. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku judi online sebagian besar berasal dari kelompok berpendapatan rendah​​.

Dalam konteks sosial, dampak dari judi online ini cukup signifikan. Banyak responden yang terjerumus dalam perjudian online dengan harapan cepat kaya, namun kenyataannya malah memperparah kondisi finansial mereka. Sebanyak 74 persen responden mendukung kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang membatasi akses ke situs judi online, langkah ini dianggap perlu untuk mengurangi dampak negatifnya pada masyarakat​​.

Penurunan jumlah pengguna uang tunai di Indonesia juga dikaitkan dengan peningkatan penggunaan dompet digital untuk transaksi, termasuk untuk perjudian online. Dengan banyaknya iklan yang menyasar kelompok berpendapatan rendah, ada kekhawatiran bahwa masalah sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akan semakin meningkat​.

Langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi masalah ini, termasuk edukasi masyarakat mengenai risiko perjudian dan peningkatan regulasi serta pengawasan terhadap iklan judi online. Pemerintah dan berbagai elemen masyarakat harus bekerja sama untuk mengurangi paparan iklan judi dan memberikan perlindungan kepada kelompok rentan dari jebakan perjudian online.