ESENSI.TV, JAKARTA - Di tengah serangkaian bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, Muhammadiyah mengambil langkah cepat dengan menggerakkan solidaritas nasional.
Organisasi Islam besar ini menginstruksikan seluruh jaringan masjid dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Indonesia untuk memusatkan penggalangan infaq Jumat demi membantu percepatan penanganan bencana.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi meminta seluruh takmir dan pengelola masjid, yang jumlahnya mencapai lebih dari 12.000 masjid Muhammadiyah di seluruh Tanah Air, mengalihkan infaq sholat Jumat khusus untuk bantuan kemanusiaan.
Aksi penggalangan dana ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 12 Desember, 19 Desember, dan 26 Desember 2025, sehingga masyarakat memiliki beberapa kesempatan untuk berkontribusi.
Baca Juga: PM Thailand Bubarkan Parlemen, Pemilu Dipercepat di Tengah Konflik Politik dan Ketegangan Perbatasan
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyerukan agar semangat tolong-menolong terus digelorakan, terutama untuk saudara-saudara di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang terdampak parah.
Ia menegaskan bahwa momentum ini adalah peluang bagi umat untuk menunjukkan empati sekaligus memperkuat rasa kebersamaan.
“Mari kita fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan dengan menyalurkan infaq seoptimal mungkin. Ini merupakan wujud nyata persaudaraan kita terhadap mereka yang terkena musibah banjir, tanah longsor, dan berbagai bencana lainnya,” ujar Haedar.
Instruksi ini tidak hanya ditujukan bagi pengurus masjid, tetapi juga seluruh anggota Persyarikatan Muhammadiyah.
Melalui pendekatan terstruktur yang melibatkan seluruh cabang hingga ranting, diharapkan bantuan dapat terkumpul lebih cepat dan lebih besar untuk segera disalurkan ke lokasi-lokasi terdampak.
Aksi tanggap darurat ini sekaligus menunjukkan konsistensi Muhammadiyah dalam merespons isu-isu kemanusiaan.
Dengan jaringan lembaga sosial dan relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), bantuan yang terkumpul nantinya akan disalurkan secara terkoordinasi dan terukur untuk memenuhi kebutuhan mendesak para penyintas bencana.
Gerakan nasional ini diharapkan menjadi kekuatan kolektif yang mampu meringankan beban masyarakat Sumatra yang sedang berjuang bangkit dari dampak bencana.***(LL)