Efisiensi berkurang, dan pengeluaran harian pun ikut membengkak secara perlahan.
Untuk mencegah efek buruk ini, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan.
Pertama, ikuti jadwal ganti oli yang disarankan pabrikan, biasanya setiap 5.000–10.000 km tergantung jenis oli dan pemakaian.
Gunakan oli berkualitas sesuai spesifikasi mesin mobil dan jangan tergiur harga murah tanpa jaminan mutu.
Baca Juga: Pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun di Papua Barat Hadapi Tantangan Berat, Ini Langkah Basarnas
Kedua, biasakan cek volume dan warna oli secara berkala lewat dipstick.
Jika oli terlihat hitam pekat dan berbau terbakar, itu tanda kuat bahwa oli sudah harus diganti.
Lakukan servis rutin di bengkel terpercaya agar tidak ada detail kecil yang terlewat.
Ketiga, perhatikan gejala mesin yang mulai kasar, suara bising, atau penurunan tenaga.
Itu bisa menjadi sinyal awal bahwa pelumasan tidak bekerja baik akibat oli yang sudah kehilangan performa.
Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko kerusakan parah.
Baca Juga: 10 Tanda Awal Motor Perlu Turun Mesin yang Sering Diabaikan
Oli mesin adalah darah bagi mobil, dan menjaga kualitasnya berarti menjaga umur mesin secara keseluruhan.
Telat ganti oli memang tidak langsung terasa efeknya, tapi kerusakan yang ditimbulkan bisa datang diam-diam dan menghancurkan.
Karena itu, disiplin dalam merawat mesin adalah investasi jangka panjang yang tak bisa ditawar.*** (LL)
Artikel Terkait
Penangkapan Ketua Ormas di Depok Ricuh, Tiga Mobil Polisi Dibakar Massa
Tak Boleh Sembarangan! Ini Jarak Ideal Sorot Lampu Mobil Agar Tak Bahayakan Pengemudi Lain
Simak Agar Tak Rugi! Berikut Tips Jitu Lindungi Mobil dari Aksi Pencurian
Jok Mobil Kulit Sintetis Cepat Rusak? Ini Tips Perawatan yang Wajib Dilakukan
5 Penyebab Mobil Matic Nyentak Saat Ganti Gigi dan Solusi Ampuh untuk Mengatasinya