ESENSI.TV, JAKARTA - Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dipandang memiliki ruang besar untuk mengalami peningkatan, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran negara.
Pandangan ini datang dari Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, yang menilai bahwa desain awal RAPBN belum sepenuhnya mencerminkan potensi maksimal yang bisa diraih Indonesia.
Pemerintah sebelumnya menetapkan rancangan belanja negara sebesar Rp 3.786,5 triliun dengan target penerimaan Rp 3.147,7 triliun.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan postur APBN tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp 3.621,3 triliun.
Baca Juga: Katanya Minum Bir Bisa Redakan Nyeri Haid, Ternyata Ini Fakta yang Dialami Tubuh
Meski sudah meningkat, Misbakhun menekankan bahwa capaian ini masih bisa bertambah seiring perkembangan situasi ekonomi global maupun domestik.
Menurutnya, salah satu indikator yang menunjukkan kekuatan ekonomi Indonesia adalah derasnya arus modal asing yang masuk dalam beberapa waktu terakhir.
Arus dana dari investor global tersebut membawa dampak positif yang tercermin pada kinerja pasar modal.
Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menembus level psikologis 8.000, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bagi Misbakhun, pencapaian itu menandakan kepercayaan dunia terhadap perekonomian Indonesia semakin kuat.
Baca Juga: Mobil Sering Brebet di Jalan? Ini Penyebab dan Solusinya
Selain faktor pasar modal, ia juga menyoroti keberadaan dana strategis seperti Danantara yang dipandang memberikan efek berlipat.
Dana tersebut tidak hanya menggerakkan aktivitas ekonomi, tetapi juga menciptakan keyakinan baru bagi investor asing maupun domestik.
Misbakhun menilai kombinasi antara modal masuk dan dana strategis semacam ini akan membuat RAPBN 2026 semakin ekspansif.