ESENSI.TV, PALEMBANG - Di tengah naiknya harga batubara global, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat sektor energi dan pertambangannya.
Salah satu BUMN yang menjadi andalan di sektor ini adalah PT Bukit Asam (PTBA), perusahaan tambang batubara yang selama ini dikenal dengan kinerja keuangannya yang stabil dan menguntungkan.
Namun di balik catatan positif tersebut, terdapat persoalan infrastruktur logistik yang masih menjadi penghambat, terutama dalam hal pengiriman batubara.
Masalah ini menjadi perhatian serius anggota DPR RI Mukhamad Misbakhun saat meninjau langsung aktivitas PTBA di Sumatera Selatan.
Dalam kunjungannya bersama Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Misbakhun menyampaikan apresiasi atas performa luar biasa PT Bukit Asam.
Ia menyoroti bahwa perusahaan tersebut belum pernah mengalami kerugian, bahkan mampu memaksimalkan momentum ketika harga batubara dunia sedang tinggi.
Keberhasilan ini dinilainya sebagai wujud manajemen yang profesional dan efisien.
"PT Bukit Asam ini tidak pernah mencatatkan kerugian dan mampu memanfaatkan situasi pasar yang menguntungkan. Kita patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kinerja tersebut," ujar Misbakhun usai pertemuan dengan pihak perusahaan di Palembang, dikutip pada Selasa, 20 Mei 2025.
Baca Juga: Aksi Premanisme Terulang, Warga Minta ‘Uang Keamanan’ dari Pekerja Tower BTS di Way Kanan
Namun demikian, legislator dari Fraksi Partai Golkar itu menggarisbawahi bahwa keberhasilan PTBA masih dibatasi oleh masalah logistik, terutama dalam pengiriman batubara menggunakan moda kereta api.
Ia menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab peningkatan kapasitas dan infrastruktur transportasi kepada PTBA, padahal seharusnya menjadi tanggung jawab negara.
Menurutnya, potensi PT Bukit Asam untuk menjadi perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia sangat terbuka lebar, namun permasalahan infrastruktur tidak bisa dianggap remeh.
Terutama karena jalur logistik yang digunakan tidak hanya untuk kepentingan korporasi, tetapi juga menunjang perekonomian masyarakat Sumatera Selatan secara luas.