Senin, 22 Desember 2025

Misbakhun Ingatkan Target Zero Defisit APBN Sulit Tercapai Tanpa Peningkatan Tax Ratio Nasional

Photo Author
- Jumat, 26 September 2025 | 12:00 WIB
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun. (Foto: dok. DPR RI)
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun. (Foto: dok. DPR RI)

ESENSI.TV, JAKARTA - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengingatkan bahwa target ambisius Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa defisit akan sulit tercapai jika tax ratio Indonesia tidak segera ditingkatkan.

Menurutnya, tax ratio yang masih berada di bawah 10 persen jelas tidak memadai untuk menopang kebutuhan belanja negara yang terus meningkat setiap tahun.

“Kalau penerimaan pajak terus di bawah target, defisit APBN akan sulit ditutup,” ujar Misbakhun.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menegaskan, peningkatan penerimaan negara dari pajak adalah kunci utama bagi stabilitas fiskal jangka panjang.

Baca Juga: UEFA Diprediksi Gelar Voting Darurat, Israel Terancam Diskors dari Kompetisi Eropa

Tanpa langkah nyata memperluas basis pajak, pemerintah akan terus mengandalkan utang sebagai instrumen pembiayaan, yang pada akhirnya menambah beban bunga.

Misbakhun juga menyinggung besarnya beban bunga utang Indonesia yang hampir mencapai Rp800 triliun per tahun dengan imbal hasil surat utang berada di kisaran 6–7 persen.

Menurutnya, kondisi ini menambah tantangan dalam mewujudkan APBN yang sehat.

Ia menilai Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa harus mampu mendesain strategi fiskal yang kredibel dan konsisten agar target zero defisit tidak sekadar menjadi wacana politik.

Sebagai koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya dinilai punya peran besar menjaga keseimbangan fiskal bersama Bank Indonesia, OJK, dan LPS.

Baca Juga: Ketahui tentang Rahasia Protein Nabati! Dari Manfaat, Risiko, hingga Pilihan Terbaik untuk Gaya Hidup Sehat

Lebih jauh, Misbakhun optimistis diplomasi ekonomi Presiden Prabowo mampu membuka peluang kerja sama internasional yang dapat meningkatkan penerimaan negara.

Namun, ia menekankan bahwa diplomasi harus diikuti reformasi pajak yang serius agar penerimaan fiskal tidak lagi bergantung pada komoditas atau utang.

“Kalau tax ratio bisa naik secara konsisten, kepercayaan pasar internasional terhadap Indonesia juga akan meningkat. Itu akan memudahkan pembiayaan dan memperkuat posisi kita di kancah global,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X