Atasi Masalah Sampah, Akademisi Dorong Yogyakarta Kembangkan PLTSa

Pengelolaan Sampah

Sampah memang menjadi masalah di kota-kota besar di seluruh dunia, khususnya di Indonesia seperti menumpuknya sampah di jalan-jalan protokol Kota bandung.

Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga: Mensos Apresiasi Ajik Krisna, Pengusaha Bali yang Berdayakan Disabilitas di Dunia Kerja

Namun negara-negara maju seperti Denmark, Swiss, Amerika dan Prancis, telah memaksimalkan proses pengolahan sampah.

Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi sudah mengubah sampah-sampah ini menjadi energi listrik.

Khusus di Denmark 54% sampah diubah menjadi energi listrik yang penggunaannya bagi kebutuhan masyarakat.

Energi yang dihasilkan dari sampah di Denmark telah menyuplai listrik untuk sekitar 30.000 rumah tangga dan pemanas untuk 72.000 rumah tangga.

Setiap ton sampah menghasilkan 2,7 MWh panas dan 0,8 MWh listrik. Sementara itu, kebutuhan sampahnya mencapai sekitar 560.000 ton sampah per tahun, atau rata-rata sekitar 1.534 ton per hari.

Baca Juga: Memahami Fungsi dan Waktu yang Tepat untuk Menggunakan Lampu Darurat (Hazard) pada Mobil

Sementara itu, produksi sampah Indonesia terus meningkat signifikan. Secara berturut-turut, sejak tahun 2020-2023 tercatat produksi sampah di Indonesia mencapai 67,8 juta ton tahun 2020, lalu 68,5 juta ton (2021), kemudian naik menjadi 69,2 juta ton (2022), dan 69,9 juta ton (2023).

Bahkan menurut data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023, sebanyak 11,3 juta ton sampah tidak terkelola. 

Regulasi Pemerintah

Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Proyek PLTSa juga masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).

Pemerintah juga telah menambah proyek PLTSa di 8 kota menjadi 12 kota dalam Perpres tersebut.