Beberapa kapal dan pesawat tempur China dilaporkan melakukan serangan simulasi terhadap kapal asing.
Selain itu, ada latihan anti-akses dan penolakan area (A2/AD), strategi yang dirancang untuk mencegah negara lain mengirim bala bantuan jika terjadi konflik.
Baca Juga: Judistira Hermawan Ingatkan Pemotongan DBH Harus Jadi Momentum Memperkuat Prioritas DKI Jakarta
Walau demikian, sebagian analis militer di kawasan menilai operasi besar-besaran ini masih tergolong latihan rutin China.
“Ini terlihat sebagai latihan besar, tetapi tampaknya tidak dimaksudkan untuk memperparah situasi,” kata salah satu sumber regional.
Situasi di Sekitar Taiwan Masih Terkendali
Menariknya, jumlah kapal China di dekat Taiwan sendiri tidak mengalami peningkatan signifikan.
Taiwan, melalui Kepala Biro Keamanan Nasional Tsai Ming-yen, memastikan bahwa mereka memantau situasi secara real-time.
Mereka juga memahami pola aktivitas Angkatan Laut China, termasuk keberadaan empat gugus tugas PLA di Pasifik barat.
Juru bicara Kantor Kepresidenan Taiwan, Karen Kuo, menambahkan bahwa pemerintah memastikan keadaan tetap aman dan stabil, sembari memperkuat koordinasi dengan mitra internasional untuk mencegah tindakan sepihak yang dapat menggoyahkan stabilitas kawasan.
Respons Jepang
Kementerian Pertahanan Jepang tidak memberi komentar langsung mengenai pergerakan kapal China ini.
Namun pihaknya menyatakan bahwa aktivitas PLA terus menunjukkan upaya memperluas kemampuan operasi ke wilayah laut dan udara yang semakin jauh.
Pengerahan kapal besar-besaran ini mencerminkan beberapa hal, diantaranya: