Senin, 22 Desember 2025

Kerusuhan Masih Mencekam, Puluhan Ribu Polisi Prancis Berjaga

Photo Author
- Minggu, 2 Juli 2023 | 10:39 WIB
Sekitar 45.000 polisi akan berada di jalan dan ruang publik Prancis hingga Sabtu (1/7) malam untuk berjaga saat kerusuhan memasuki malam kelima./France24
Sekitar 45.000 polisi akan berada di jalan dan ruang publik Prancis hingga Sabtu (1/7) malam untuk berjaga saat kerusuhan memasuki malam kelima./France24

Sekitar 45.000 polisi akan berada di jalan dan ruang publik Prancis hingga Sabtu (1/7) malam untuk berjaga saat kerusuhan memasuki malam kelima. Hal ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin. Selain itu, ada juga bantuan yang akan dikirim ke Lyon dan Marseille. Sejumlah ketegangan juga masih terjadi di pusat kota Paris dan bentrokan di Mediterania Marseille. Polisi menembakkan gas air mata pada pelaku kerusuhan di jalan-jalan utama Marseille.

Kementerian Dalam Negeri juga menyebut, total 1.311 orang telah ditangkap pada Jumat (30/6).

Masih terjadi kekerasan, penjarahan, hingga bentrok di jalanan antara polisi dan sekelompok pemuda. Menteri Keuangan, Bruno Le Maire mengatakan lebih dari 700 toko, supermarket, restoran, dan cabang bank telah dijarah. Bahkan, beberapa dibakar habis sejak Selasa (27/6).

Di Paris, polisi juga meningkatkan keamanan di jalan Champs Elysees. Pengamanan dilakukan setelah adanya seruan di media sosial untuk berkumpul di lokasi tersebut. Banyak toko yang tutup untuk menghindari penjarahan. Otoritas lokal di seluruh negeri juga mengumumkan larangan demonstrasi dan memerintahkan angkutan umum untuk berhenti beroperasi pada malam hari.

Penembakan Nahel M Oleh Polisi


Kerusuhan ini merupakan krisis terburuk dalam kepemimpinan Presiden Emmanuel Macron. Ia harus menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman guna mengatasi krisis ini.

Kerusuhan yang telah berlangsung beberapa hari ini dipicu oleh tewasnya Nahel M, remaja 17 tahun. Ia ditembak polisi di dada dari jarak dekat saat hendak melarikan diri menghindari pemeriksaan polisi lalu lintas. Ia diduga melanggar lampu merah untuk menghindari dihentikan kemudian terjebak kemacetan. Kedua petugas yang terlibat mengatakan, senjata digunakan untuk mencegah Nahel melarikan diri.

Penembakan Nahel terjadi pada 27 Juni lalu. Warga marah atas tindakan polisi tersebut dan memulai kerusuhan di berbagai kota di Prancis. Polisi dianggap melakukan kekerasan terhadap kelompok minoritas. Nahel M merupakan keturunan Aljazair yang tinggal bersama ibunya. Nahel sendiri telah dimakamkan melalui upacara di kampung halamannya, Nanterre. Ratusan orang berkumpul pada pemakaman Nahel untuk menunjukkan duka cita. Acara pemakaman berlangsung tanpa adanya insiden.

Warga Prancis menyebut kekerasan yang dilakukan polisi hampir setiap hari terjadi di negara tersebut.

 

Editor: Dimas Adi Putra

Editor: Addinda Zen

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X