Senin, 22 Desember 2025

Ada Kasus Flu Burung, Jepang akan Musnahkan 10 Juta Ekor Ayam

Photo Author
- Selasa, 10 Januari 2023 | 23:19 WIB
Kemenkes dan Kementan sedang melakukan uji sampel adanya dugaan flu burung (H5N1) atau tidak terkait matinya ratusan unggas secara mendadak di Provinsi Riau. foto: dok
Kemenkes dan Kementan sedang melakukan uji sampel adanya dugaan flu burung (H5N1) atau tidak terkait matinya ratusan unggas secara mendadak di Provinsi Riau. foto: dok

Jepang akan memusnahkan lebih dari 10 juta ayam akibat penyebaran flu burung.

Ini merupakan sebuah rekor puncak musim infeksi sejak Oktober hingga Mei,

Pemusnahan direncanakan karena  kasus flu burung terbaru yang terdeteksi di sebuah peternakan ayam di Miyazaki, Jepang barat daya, dimana jumlah ayam yang dimusnakan mencapai 10,08 juta ekor.

Angka ini melebihi 9,87 juta pada musim November 2020 hingga Maret 2021.

Menteri Pertanian Tetsuro Nomura mengeluarkan pernyataan mengenai jumlah burung yang dimusnahkan, serta mengimbau mengimbau peternak untuk sangat berhati-hati.

Pernyataan tersebut juga menyerukan tindakan epidemik untuk mencegah wabah dan penyebaran penyakit.

"Wabah pada burung liar telah dipastikan terjadi lebih sering dari biasanya, dan para ahli telah memperingatkan bahwa konsentrasi virus di lingkungan sangat tinggi secara nasional," katanya.

Jumlah wabah telah mencapai 57, melebihi rekor musim 2020 dengan 52 dan jumlah prefektur yang terdampak naik hingga 23 dari 18 pada 2020, yang merupakan angka tertinggi, kata pejabat kementerian tersebut.

Flu burung menyebar di seluruh dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, dan jumlah virus yang datang ke Jepang bersamaan dengan burung migran cukup banyak musim ini.

Pada Desember tahun lalu, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan dan menginstruksikan peternak ayam di daerah terdampak untuk melaksanakan disinfeksi dengan kapur mati yang diberikan oleh pemerintah.

Banyak ayam, kalkun, dan burung lain mati dalam jumlah tertinggi akibat wabah di Amerika Serikat dan Eropa, dan virus tersebut menyebar di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.

Virus tersebut dapat menular ke manusia lewat kontak dengan unggas, tetapi para ahli berkata bahwa risiko kesehatan terhadap manusia rendah.

Wabah pertama yang dialami Jepang untuk musim ini terdeteksi pada akhir Oktober tahun lalu dan musim ini diperkirakan akan berlanjut hingga sekitar Mei, pejabat kementerian itu melaporkan.

 

Editor: Dimas Adi Putra

Editor: Arti Sukma Lengkawati

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X