Senin, 22 Desember 2025

Mulai Dari Iritasi Hingga Risiko Kematian, Berikut Bahaya Tersembunyi Kapur Barus

Photo Author
- Sabtu, 8 Februari 2025 | 13:37 WIB
Ilustrasi. Paparan kapur barus berlebih dapat menyebabkan iritasi, gangguan pernapasan, dan risiko kesehatan serius.(Foto: Instagram @pecintawangikapurbarus)
Ilustrasi. Paparan kapur barus berlebih dapat menyebabkan iritasi, gangguan pernapasan, dan risiko kesehatan serius.(Foto: Instagram @pecintawangikapurbarus)

Aroma menyengat dari kapur barus bukan hanya mengganggu, tetapi juga bisa memicu rasa pusing dan mual. 

Hal ini disebabkan oleh sifat kimiawi naftalena yang dapat mengganggu sistem saraf saat terhirup dalam konsentrasi tinggi. 

Pada beberapa orang, efek ini bisa berkembang menjadi sakit kepala berkepanjangan atau bahkan muntah.

3. Iritasi Kulit

Bagi individu dengan kulit sensitif, kontak langsung dengan kapur barus dapat menyebabkan iritasi berupa kemerahan, gatal, dan peradangan. 

Jika seseorang memiliki luka terbuka dan tanpa sengaja menyentuh kapur barus, risiko infeksi atau perburukan kondisi luka pun meningkat. 

Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan sarung tangan saat menangani kapur barus dalam jumlah besar.

Baca Juga: Anggaran Ditekan, Hasan Nasbi: Efisiensi Ini Tidak Sentuh Layanan Publik

4. Kejang Akibat Tertelan Kapur Barus

Bahaya lebih serius bisa terjadi jika kapur barus tertelan, terutama oleh anak-anak yang belum memahami risikonya. 

Dalam waktu sekitar 90 menit setelah tertelan, seseorang bisa mengalami kejang akibat reaksi toksik di dalam tubuh. 

Gejala ini menunjukkan bahwa zat beracun dalam kapur barus telah mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

5. Anemia Hemolitik: Dampak Serius pada Sel Darah Merah

Paparan naftalena dalam jumlah besar juga bisa menyebabkan anemia hemolitik, yaitu kondisi di mana sel darah merah mengalami kerusakan lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya. 

Gejalanya meliputi kelelahan, pusing, mual, muntah, diare, serta perubahan warna kulit menjadi pucat atau kekuningan. 

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: TBNews

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X