ekonomi

Bambang Brodjonegoro: Hilirisasi dan Manufaktur Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Rabu, 28 Agustus 2024 | 19:05 WIB
Menteri PPN/Bappenas periode Juli 2016 - 20 Oktober 2019 Bambang Brodjonegoro mengatakan hilirisasi SDA & sektor manufaktur menjadi kunci untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

ESENSI.TV, JAKARTA — Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) periode Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019, dan Menteri Keuangan periode 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa kunci keberhasilan Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045 terletak pada penguatan hilirisasi sumber daya alam (SDA) serta peningkatan sektor manufaktur.

"Kedua sektor ini memiliki potensi besar untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, serta mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas," ujar dia dalam pelatihan Young Political Leaders Batch-16 yang diselenggarakan oleh Golkar Institute, di Jakarta, Rabu (28/08/2024).

Ia menjelaskan, hilirisasi merupakan proses vital yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas nasional, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi era pasca-bahan mentah.

Baca Juga: Komisi XI Minta Bappenas Pertajam Program Kerja di Akhir Periode Pemerintahan

“Jika kita terus mengandalkan ekspor bahan mentah, kita akan kehilangan momentum untuk berkembang menjadi negara industri maju. Hilirisasi adalah upaya untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam kita dengan menghasilkan produk bernilai tinggi yang dapat bersaing di pasar global,” kata dia.

Rantai Nilai Ekonomi

Ia menjelaskan, peran penting hilirisasi dalam menciptakan rantai nilai ekonomi yang lebih panjang dan berdampak besar pada perekonomian Indonesia.

Hilirisasi, katanya, memungkinkan Indonesia menghasilkan produk turunan yang bernilai tambah tinggi, seperti produk olahan mineral, bahan kimia, dan energi terbarukan. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar global yang fluktuatif dan lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya domestik.

Baca Juga: Begini Strategi Jitu KADIN Wujudkan Hilirisasi Kelautan dan Perikanan

“Pemerintah telah memulai langkah besar dalam hilirisasi nikel, namun kita harus memperluas ini ke komoditas lain seperti bauksit, tembaga, dan kelapa sawit. Dengan hilirisasi yang terintegrasi, kita dapat membangun industri-industri baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta menggerakkan ekonomi nasional menuju arah yang lebih stabil dan progresif,” jelas Bambang.

Selain hilirisasi, ia juga menekankan pentingnya sektor manufaktur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di masa depan. Menurutnya, hilirisasi yang sukses harus didukung oleh industri manufaktur yang kuat agar Indonesia dapat memproduksi barang jadi yang berdaya saing global.

“Manufaktur adalah kunci untuk menciptakan industri yang berkelanjutan. Tanpa sektor manufaktur yang kompetitif, hilirisasi hanya akan berjalan setengah hati. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat basis industri dengan teknologi, inovasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,” tambahnya.

Baca Juga: Teknologi Desalinasi Tenaga Surya, Solusi Atasi Kelangkaan Air Bersih di Pesisir dan Pulau Kecil

Tingkatkan Daya Saing Industri

Halaman:

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB