Senin, 22 Desember 2025

Kementerian ESDM Gunakan Super Grid dan REBID Manfaatkan Sumber Daya EBT

Photo Author
- Sabtu, 13 Mei 2023 | 06:40 WIB
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana. foto: ist
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana. foto: ist

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengoptimalkan sumber daya energi terbarukan melalui jaringan super grid dan program REBID.


Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Indonesia memiliki keunikan sebagai negara kepulauan.


Dadan mengatakan, upaya strategis tersebut dilakukan sebagai langkah percepatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Untuk mencapai target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025 dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).


"Kemudian target emisi nol bersih pada tahun 2060," kata Dadan, dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (13/5/2023), di Jakarta.


Kementerian ESDM kata dia, memiliki beberapa target akan diwujudkan melalui optimalisasi pemanfaatan EBT. Baik untuk supply side dan demand side melalui elektrifikasi dan efisiensi energi.


"Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang berlimpah, beragam dan tersebar luas. Sejauh ini, pemanfaatannya baru 12,6 GW sementara potensinya lebih dari 3.600 GW," ungkap Dadan.



Tujuan Super Grid dan REBID


Dadan menjelaskan, tujuan dari program super grid antara lain untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan, menjaga stabilitas dan keamanan transmisi.


Kemudian, mengatasi ketidaksesuaian antara sumber energi terbarukan dan lokasi permintaan energi listrik yang tinggi. Dan, menyediakan serta memperluas akses energi.


Sementara, REBID (Renewable Energy Based Industrial Development) merupakan upaya percepatan pemanfaatan energi terbarukan dalam skala besar.


Terutama di daerah yang memiliki potensi sumber energi terbarukan yang melimpah dan beban energi rendah.


Program ini dilakukan melalui "penciptaan permintaan" untuk mengintegrasikan pembangunan regional dan industri. Menarik investasi dan meningkatkan pembangunan ekonomi daerah.


"Programnya berupa pengembangan terintegrasi pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi skala besar. Dengan pengembangan industri serta sinergi pengembangan EBT dengan pengembangan klaster ekonomi," ujarnya.


Konsep ini, lanjutnya, akan digunakan pertama kali untuk pengembangan Taman Industri Hijau di Kalimantan Utara. Daerah yang berlimpah dengan sumber energi air ini merupakan lokasi Kawasan Industri Tanah Kuning yang akan menjadi tuan rumah beberapa industri hijau baru.


Seperti bahan bakar terbarukan, hidrogen hijau Baterai energi baru, Katoda Ternary, dan green aluminium.

Halaman:

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X