berita

APBN 2024 Tetap Stabil Meski Ada Konflik Timur Tengah, Kemenkeu Siapkan Strategi Antisipasi 2025

Sabtu, 5 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Ilustrasi perhitungan APBN. Foto: Pexels.com

 Baca Juga: DPR RI Hentikan Fasilitas Rumah Dinas, Ganti dengan Tunjangan Perumahan bagi Anggota Periode 2024-2029

Dari sisi penerimaan pajak, realisasinya mencapai Rp1.196,5 triliun, sedangkan penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai mencapai Rp183,2 triliun.

Di sisi pengeluaran, total belanja negara telah mencapai Rp1.930,7 triliun. Belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.368,5 triliun, terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp703,3 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp665,2 triliun. 

Sementara itu, transfer ke daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp562,1 triliun.

Keseimbangan primer APBN tercatat surplus Rp161,8 triliun, yang menunjukkan adanya ruang fiskal untuk mengantisipasi ketidakpastian ekonomi di masa depan.

 Baca Juga: KPK Tahan Tiga Pelaku Korupsi Dana Pengadaan APD Covid-19, Kerugian Negara Capai Ratusan Miliar Rupiah

Menyongsong tahun 2025, pemerintah telah menetapkan target pendapatan negara sebesar Rp3.005,1 triliun, dengan belanja negara sebesar Rp3.621,3 triliun, dan defisit anggaran diproyeksikan sebesar Rp616,19 triliun. 

Target penerimaan perpajakan untuk 2025 ditetapkan mencapai Rp2.490,9 triliun, sedangkan PNBP ditargetkan sebesar Rp513,6 triliun.

Untuk menjaga keseimbangan fiskal, pemerintah juga menetapkan beberapa asumsi makroekonomi dalam APBN 2025, yaitu target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi 2,5 persen, serta suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 7 persen. 

Selain itu, asumsi nilai tukar rupiah dipatok pada kisaran Rp16.000 per dolar AS, dengan harga minyak mentah Indonesia sebesar 82 dolar AS per barel. 

Baca Juga: BNN Gagalkan Peredaran 126,82 Kg Narkotika, Tangkap Delapan Tersangka dari Jaringan Internasional

Target lifting minyak ditetapkan sebesar 605 ribu barel per hari, sementara lifting gas ditargetkan mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.

Febrio juga menegaskan bahwa Kementerian Keuangan akan terus menjadikan APBN sebagai instrumen yang responsif terhadap berbagai kondisi global.

“APBN akan terus disiapkan sebagai shock absorber untuk meredam dampak guncangan eksternal terhadap perekonomian domestik,” ujarnya. 

Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang mungkin masih berlangsung pada tahun-tahun mendatang.

Halaman:

Tags

Terkini