ESENSI.TV, ACEH - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 bukan hanya tentang pertandingan dan persaingan atlet, tetapi juga tentang komitmen untuk menyajikan informasi yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
Salah satu sosok yang berperan penting dalam memastikan informasi tersebut tersampaikan kepada penyandang disabilitas, khususnya tunarungu, adalah Heni Ekawati, seorang juru bahasa isyarat yang bertugas di Media Center PON XXI di Aceh.
Heni Ekawati, wanita kelahiran Takengon, Aceh pada 27 Juli 1982, memiliki tugas mulia untuk menerjemahkan setiap informasi yang disampaikan dalam konferensi pers PON ke dalam bahasa isyarat.
Baca Juga: Kena Batunya, Lima Pencuri Kedai Kopi di Pulogadung Ditangkap Berkat Rekaman CCTV
Setiap hari, Heni berdiri di depan kamera bukan untuk mencari perhatian, melainkan untuk menjalankan tugasnya—memastikan kaum tunarungu mendapatkan akses informasi yang sama seperti masyarakat umum.
"Saya bekerja dari jam 10 pagi hingga malam, setiap sesi sekitar 30-40 menit. Meskipun melelahkan, saya sangat menikmatinya, apalagi ini adalah ajang PON yang membawa nama Indonesia," ungkap Heni, dikutip dari laman tribratanews.polri.go.id pada Sabtu, 21 September 2024.
Baginya, tugas ini lebih dari sekadar pekerjaan biasa. Heni merasa bangga dapat berperan dalam ajang besar seperti PON XXI, di mana ia dapat berbagi informasi penting dengan penyandang tunarungu yang selama ini sering kali terabaikan.
Baca Juga: Harumkan Nama Bangsa, Siswa MAN 1 Jembrana Raih Emas di Ajang APCYS 2024
"Saya sangat bersyukur bisa berkontribusi di sini. Kehadiran saya benar-benar berarti bagi teman-teman tunarungu yang sekarang bisa mengikuti perkembangan PON," ujar Heni dengan penuh rasa syukur.
Menariknya, perjalanan Heni sebagai juru bahasa isyarat dimulai dengan cara yang tak lazim.
Ia belajar bahasa isyarat secara mandiri pada tahun 2008 ketika mulai berinteraksi dengan anak-anak tunarungu di sekolah.
Baca Juga: Kemenparekraf Siap Gencarkan Promosi Ibu Kota Nusantara sebagai Destinasi Wisata Baru
Dalam waktu satu tahun, Heni sudah mahir menggunakan bahasa isyarat dan sejak itu mendedikasikan hidupnya untuk membantu kaum disabilitas agar lebih terhubung dengan dunia luar.
"Saya belajar dari pengalaman berinteraksi dengan anak-anak yang luar biasa ini," kata Heni yang sejak kecil gemar olahraga voli dan bulu tangkis.