ESENSI.TV, NASIONAL - Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga perdamaian internasional, terutama terkait dengan serangan yang dilancarkan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, menegaskan bahwa Indonesia tidak akan gentar menghadapi upaya teror yang dilancarkan Israel terhadap properti dan personel penjaga perdamaian di Lebanon.
Dalam pernyataannya, Retno menyebutkan bahwa tindakan Israel merupakan bentuk teror yang ditujukan kepada pasukan penjaga perdamaian dan masyarakat internasional.
Baca Juga: Sukasno dari DIY Raih Emas Peparnas XVII Solo di Ganda Putra Usai Kalahkan Jawa Barat
“Serangan ini adalah bentuk teror yang dilakukan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian dan komunitas internasional. Namun, Indonesia menegaskan bahwa pihak yang konsisten pada perdamaian tidak akan pernah gentar,” ungkap Retno, dikutip dari laman tribratanews.polri.go.id pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Indonesia, sebagai salah satu kontributor terbesar pasukan penjaga perdamaian di PBB, terutama dalam Misi Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), selalu berkomitmen mendukung misi perdamaian sesuai mandat yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Retno menekankan bahwa pasukan Indonesia tetap setia dengan mandat tersebut, dan menuntut Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga mandat Dewan Keamanan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Istana Negara di IKN, Istana Garuda Menyusul di Era Prabowo
“Indonesia akan terus berkomitmen mendukung perdamaian global dan menuntut agar Dewan Keamanan PBB juga memastikan penerapan mandat mereka dengan langkah-langkah konkret,” tambahnya.
Dalam pernyataan tersebut, Retno juga mengungkapkan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengadakan pertemuan pada Kamis, 10 Oktober, untuk membahas situasi yang semakin memanas di Lebanon.
Pertemuan ini diadakan atas permintaan dari Perancis yang khawatir dengan serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian di wilayah netral "garis biru", yang menjadi batas antara Israel dan Lebanon.
Baca Juga: Kalimantan Selatan Tembus Final Voli Duduk Peparnas XVII Usai Tumbangkan Jawa Timur
Pertemuan tersebut, menurut Retno, merupakan langkah penting dalam merespons eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah, terutama terkait ancaman terhadap pasukan UNIFIL.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang peduli terhadap isu kemanusiaan, juga diundang untuk menyampaikan pandangannya dalam pertemuan tersebut.
Artikel Terkait
Masuk Daftar Hitam di PBB, Israel Membahayakan Anak-anak
PBNU: 5 Nahdliyin Yang Bertemu Presiden Israel Tak Paham Geopolitik
Netanyahu Bertemu Biden dan Kamala Harris di Gedung Putih Pada Momen Krusial Bagi AS dan Israel, Begini Katanya
Jokowi Kecam Agresi Israel di Lebanon, Dorong Tindakan Cepat dari PBB
Indonesia Kecam Serangan Israel terhadap Pasukan UNIFIL yang Melukai TNI di Lebanon