Senin, 22 Desember 2025

Mengurangi Ketergantungan pada Viralitas dalam Penegakan Hukum yang Efektif (Bagian 1)

Photo Author
- Selasa, 23 Juli 2024 | 17:28 WIB
Ilustrasi viral (Terry Richardson/https://pin.it/6baFyXAjh)
Ilustrasi viral (Terry Richardson/https://pin.it/6baFyXAjh)

ESENSI.TV, JAKARTA - Apakah pengaruh viral ini benar-benar membawa perubahan signifikan, atau hanya sekadar menjadi sensasi sementara? Lonjakan jumlah kasus yang baru-baru ini diselidiki akibat fenomena 'tanpa viral, tidak ada keadilan' telah menarik perhatian para ahli hukum, pengamat, dan masyarakat umum. Selain menjadi alat untuk mempertanyakan sistem peradilan pidana, masalah keabsahan informasi juga menjadi sorotan.

Media Sosial sebagai Alat Pengawasan Publik

Platform media sosial semakin berperan sebagai alat pengawasan publik terhadap aktor-aktor negara, terutama penegak hukum. Masyarakat menuntut transparansi dari lembaga pemerintah dan akan menyebarkan informasi yang mungkin menarik perhatian publik lebih luas. Ini terlihat dari bagaimana satu kasus dapat menarik ribuan repost dan komentar. Tagar muncul, petisi online diluncurkan, dan perhatian publik tertuju.

Akhirnya, pihak berwenang yang sebelumnya lamban, kini bergerak cepat. Seperti dalam kasus pembunuhan brutal terhadap Vina di Cirebon - yang tidak terselesaikan selama 8 tahun hingga muncul kembali melalui media sosial - kini kembali diselidiki. Namun, ketergantungan pada viralitas kasus membawa peringatan.

Baca Juga: Netizen Nilai Hukum Indonesia Pilih Kasih dan Tak Adil

Timbulnya "Keadilan yang Selektif"

Mengandalkan perhatian viral dapat menciptakan "keadilan yang selektif," di mana hanya kasus-kasus yang menarik perhatian publik yang mendapat perhatian serius. Selain itu, keabsahan informasi yang menjadi viral sering kali dipertanyakan. Kampanye yang didorong oleh emosi publik sering kali mengabaikan proses hukum yang seharusnya, sehingga berpotensi menghasilkan keputusan yang tergesa-gesa dan menyesatkan.

Baca Juga: Viral Uang Miliaran Milik Bobby Nasution Dicuri, Ini Penjelasan Polisi

Media tradisional memainkan peran penting dalam menyaring informasi dan memberikan konteks yang lebih dalam. Jurnalis profesional harus memastikan bahwa fakta yang disajikan akurat, membantu masyarakat memahami kasus dari sudut pandang yang lebih luas. Media tradisional harus bertindak sebagai penyeimbang, memastikan bahwa informasi yang beredar di media sosial telah diverifikasi dan dikontekstualisasikan.

Penulis: Adinda Nur Layla Ahmad dan Azeem Marhendra Amedi (The Jakarta Post)

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X