ESENSI.TV, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengadakan "Forum Koordinasi Industri Pariwisata 2024" sebagai upaya untuk memperkuat sinergi antara industri pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) guna meningkatkan daya saing industri yang inklusif dan berkelanjutan, serta mengidentifikasi peluang dan strategi usaha parekraf dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Forum yang mengangkat tema "Membangun Sinergitas Industri Pariwisata untuk Meningkatkan Daya Saing" telah sukses diselenggarakan pada Jumat, 12 Juli 2024. Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, forum ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf), Angela Tanoesoedibjo, serta Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf, Syaifullah, bersama perwakilan dari 49 asosiasi industri pariwisata dan kementerian/lembaga terkait.
"Forum ini sangat penting, terutama dalam masa transisi pemerintahan baru. Semoga para pemangku kepentingan pariwisata semakin kompak," kata Wamenparekraf Angela dalam sambutannya saat membuka "Forum Koordinasi Industri Pariwisata 2024", Jumat (12 Juli 2024) di Hotel Manhattan, Kuningan, Jakarta.
Industri Pariwisata sebagai Pemegang Peran Penting Perekonomian Indonesia
"Pariwisata adalah sektor yang padat karya, yang jika benar-benar dijaga dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Manfaat ekonominya bahkan bisa lebih besar lagi di masa depan. Pariwisata juga sektor yang mendukung pemerataan ekonomi di Indonesia karena usaha pariwisata bisa dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia," lanjut Angela.
Baca Juga: Pemerhati Pariwisata Pimpin Dewan Guru Besar UGM
Industri pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sebelum pandemi, pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah CPO dan sektor dengan dampak ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat.
Data terkini dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) naik 10 peringkat ke posisi 22 besar dunia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada periode Januari hingga Mei 2024 mencapai 5,2 juta, meningkat 23 persen dibandingkan periode sebelumnya.
"Perbaikan sudah terlihat. Kami cukup yakin bisa mencapai target 12 juta hingga 14 juta kunjungan hingga akhir tahun," ujar Angela.
Baca Juga: Pemerhati Pariwisata: Menparekraf Harus Perhatikan Tantangan dan Peluang Wisata
Tantangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia
Namun, Angela menekankan bahwa tantangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia akan semakin besar ke depannya. Negara-negara ASEAN memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi.
"Masih banyak pekerjaan rumah, tetapi ini adalah momentum yang tepat untuk mendorong sektor pariwisata menjadi kunci ekonomi Indonesia. Saya mengajak semua yang hadir untuk bersama-sama mendorong pariwisata kita," ujar Angela.
Angela menyarankan beberapa hal untuk diskusi, antara lain mengenai aksesibilitas dan konektivitas laut yang mungkin lebih ekonomis dibandingkan konektivitas udara.
"Pengembangan ini perlu dipertimbangkan matang-matang secara masif. Saya juga mengingatkan pentingnya membicarakan pembangunan ekosistem pariwisata yang lebih berkelanjutan dan mendukung industri," kata Angela.
"Indonesia dengan populasi sebesar ini menjadi kunci pertumbuhan bagi negara ASEAN lainnya. Kita harus cerdas dalam melihat peluang ini," ujar Angela.
Artikel Terkait
Waduh… 2024, Ketidaksesuaian Pemanfaatan Ruang di Indonesia Capai 19,97 Juta Hektare
Pastikan Kualitas Produk Pertanian, RI-Selandia Baru Sepakat Kerjasama
Menpora: PB PON Tak Boleh Tinggalkan Utang di APBD
Waduh… Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Indonesia Melonjak 400%
Isi Liburan dengan Membuat Keramik di 5 Rekomendasi Tempat Ini!
Stunting di Indonesia Masih Jauh dari Target 2024!