Berdasarkan sebuah survei terbaru oleh Lending Tree, sebanyak 45% orang tua rela berutang demi membawa anak-anak mereka liburan ke Disneyland. Disneyland tetap menjadi destinasi favorit banyak keluarga, namun biaya yang tinggi membuat banyak orang tua harus mengandalkan pinjaman atau kredit untuk membiayai perjalanan tersebut.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 41% dari orang tua yang berutang untuk pergi ke Disneyland menyesali keputusan tersebut. Biaya yang tidak terduga, terutama untuk makanan dan akomodasi, seringkali jauh lebih tinggi daripada yang diantisipasi. Rata-rata, keluarga yang berutang untuk liburan ke Disneyland menghadapi kerugian sekitar USD 1.983 atau sekitar Rp 32,6 juta.
Pengalaman Tak Terlupakan
Alasan utama orang tua bersedia berutang adalah karena mereka ingin memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi anak-anak mereka. Banyak dari mereka mengenang masa kecil mereka di Disneyland dan ingin anak-anak mereka merasakan hal yang sama. Namun, kenyataannya, biaya untuk masuk ke taman hiburan, makanan, dan penginapan seringkali melampaui anggaran yang telah direncanakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, biaya makanan di Disneyland telah meningkat drastis. Peningkatan dimulai dengan harga makanan di taman hiburan tersebut melonjak hingga 61% dalam satu dekade terakhir. Ini membuat banyak keluarga merasa tertekan secara finansial selama liburan mereka. Untuk mengatasi hal ini, beberapa keluarga mencoba membawa makanan dan minuman sendiri ke dalam taman, meskipun terdapat batasan ketat dari pihak pengelola.
Secara keseluruhan, meski liburan ke Disneyland masih dianggap sebagai impian bagi banyak keluarga, biaya tinggi yang terkait membuat banyak orang tua mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Banyak yang mulai mencari alternatif liburan yang lebih terjangkau dan tetap menyenangkan bagi anak-anak mereka.