Meskipun memiliki banyak uang, orang kaya seringkali juga memiliki utang. Fenomena ini sebenarnya cukup umum dan didorong oleh beberapa alasan strategis.
Pertama, banyak orang kaya yang mengambil utang untuk keperluan produktif, seperti investasi dan bisnis. Utang produktif ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan usaha dan aset. Pada akhirnya menghasilkan pendapatan lebih besar daripada jumlah utang yang mereka miliki. Misalnya, mereka mungkin meminjam uang untuk membeli properti atau saham, yang nilainya cenderung meningkat seiring waktu.
Kedua, utang juga digunakan sebagai alat untuk mengelola arus kas. Dengan meminjam uang, orang kaya dapat menjaga likuiditas mereka tetap tinggi. Hal ini memungkinkan mereka untuk segera mengambil peluang bisnis atau investasi yang menguntungkan tanpa harus menjual aset yang mereka miliki.
Selain itu, ada juga manfaat pajak dari memiliki utang. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, utang yang digunakan untuk perolehan harta dapat mengurangi beban pajak yang harus dibayar. Dengan demikian, utang bisa menjadi alat untuk mengoptimalkan beban pajak, membuat penghasilan bersih mereka lebih tinggi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa keberhasilan strategi ini bergantung pada pengelolaan utang yang bijaksana dan disiplin dalam pelunasan cicilan. Orang kaya biasanya sangat berhati-hati dalam mengambil utang dan memastikan bahwa mereka memiliki rencana jelas untuk melunasinya tanpa mengorbankan stabilitas keuangan mereka.
Dengan demikian, meskipun terlihat kontradiktif, utang bagi orang kaya merupakan bagian dari strategi keuangan yang cerdas dan terukur untuk meningkatkan kekayaan dan menjaga stabilitas finansial jangka panjang.