ESENSI.TV, PAPUA - Ketua Umum DEPINAS SOKSI, Mukhamad Misbakhun, menegaskan bahwa penghentian aktivitas tambang nikel di Raja Ampat merupakan langkah strategis yang membawa dampak positif untuk jangka panjang.
Menurutnya, kawasan yang kaya akan biodiversitas laut tersebut memiliki potensi ekonomi yang jauh lebih besar jika difokuskan pada sektor konservasi dan pariwisata daripada pertambangan.
Misbakhun memandang keputusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai bentuk kepemimpinan yang berpihak pada lingkungan dan keberlanjutan.
Ia menyebut bahwa aktivitas tambang cenderung menghasilkan kerusakan permanen pada ekosistem, sementara sektor pariwisata alam jika dikelola dengan baik akan terus memberikan manfaat secara ekonomi tanpa merusak alam.
Hal ini sekaligus menjadikan Raja Ampat sebagai model pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis ekonomi hijau seharusnya menjadi arah pembangunan nasional.
Kawasan seperti Raja Ampat harus dimaksimalkan potensinya untuk menarik wisatawan mancanegara, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal melalui usaha-usaha berbasis konservasi.
Baca Juga: Bukan Cuma Scroll! Begini Cara Gen Z Jadikan Media Sosial sebagai Jalan Karier Nyata
Misbakhun menilai bahwa keuntungan ekonomi dari sektor ini lebih tahan lama dibandingkan keuntungan sesaat dari industri ekstraktif seperti tambang nikel.
Raja Ampat memiliki daya tarik global yang luar biasa, mulai dari terumbu karang terbaik di dunia, laut yang jernih, hingga flora dan fauna unik.
Menurut Misbakhun, warisan ekologis ini tidak boleh dikompromikan demi kepentingan industri tambang.
Ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Baca Juga: Menantang Adrenalin di Ondo Langit, Surga Tersembunyi di Tepi Jurang Sepakung