Ia juga menilai bahwa kebijakan makroprudensial sebaiknya dirancang fleksibel agar mampu merespons dinamika global.
Misbakhun mengingatkan bahwa gejolak eksternal seperti fluktuasi harga komoditas, pelemahan ekonomi dunia, hingga ketegangan geopolitik bisa berdampak signifikan pada stabilitas keuangan domestik.
Dengan kolaborasi yang erat antara BI, OJK, dan pemerintah, Misbakhun optimistis Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.
"Pertumbuhan ekonomi yang inklusif hanya bisa tercapai jika stabilitas moneter dan sistem keuangan tetap terjaga, sekaligus mampu mendorong aktivitas sektor riil," tegasnya.
Baca Juga: Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat
Keseimbangan antara stabilitas keuangan dan dorongan terhadap investasi produktif disebut sebagai strategi utama yang perlu dijaga secara konsisten.
Dengan demikian, kebijakan makroprudensial yang tepat sasaran akan menjadi instrumen penting dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi RAPBN 2026.***(LL)
Artikel Terkait
Misbakhun Dorong Pemerintah Wujudkan Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di Tahun 2026
Misbakhun Dorong Pemerintah Fokus pada Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi dalam RAPBN 2026
Tetap Lanjutkan Agenda Kunjungan ke Australia di Tengah Gelombang Demo, Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun Angkat Bicara
Misbakhun Tekankan Pentingnya Peran Perbankan dalam Memperluas Pembiayaan Sektor Riil
Misbakhun: Peningkatan Penerimaan Pajak, Kepabeanan, dan Cukai Jadi Kunci Strategi Pertumbuhan RAPBN 2026