Namun, ia juga menilai bahwa pendekatan proaktif dari pihak perbankan masih belum sepenuhnya dirasakan oleh pelaku usaha di lapangan.
Berdasarkan data OJK, kredit investasi memang tumbuh 13,74 persen dan kredit modal kerja tumbuh 4,94 persen pada Mei 2025.
Baca Juga: Pesona Gedung Sate, Ikon Arsitektur Bersejarah yang Menawan di Jantung Kota Bandung
Namun angka tersebut dinilai belum cukup untuk mengimbangi kebutuhan pembiayaan yang semakin mendesak, terutama di tengah tekanan ekonomi global.
Misbakhun: Perlu Sinergi Nyata, Bukan Sekadar Retorika
Misbakhun menegaskan bahwa perbankan tidak seharusnya hanya berfokus pada pengelolaan kapital dan manajemen risiko semata.
Ia menuntut agar sektor keuangan lebih aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif yang berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional dapat terus didukung oleh pembiayaan pembangunan yang memadai dan tepat sasaran,” tegasnya.
Baca Juga: Rem Cakram Kurang Pakem? Ini Cara Mengatasinya agar Motor Kembali Aman dan Responsif
Ia juga menekankan perlunya sinergi konkret antara regulator, perbankan, dan pelaku usaha untuk mengatasi hambatan penyaluran kredit.
Dengan kolaborasi yang solid, pelaku usaha akan lebih leluasa dalam mengembangkan usaha, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat daya saing nasional.***(LL)
Artikel Terkait
Misbakhun Tegaskan Proses Fit and Proper Test Ricky Gozali Berjalan Transparan dan Objektif
Pangan Lokal Bangkit Lewat MBG, Misbakhun Beberkan Potensi Ekonomi dari Skema Dapur Komunitas
Misbakhun Tekankan Peran Koperasi Merah Putih Sebagai Offtaker, Nelayan Tak Lagi Tergantung Tengkulak
Program Makan Bergizi Gratis Jadi Motor Kedaulatan Pangan, Misbakhun Ungkap Visi Jangka Panjang Prabowo
Koperasi Merah Putih Jadi Motor Ekonomi Rakyat, Misbakhun Tegaskan Dukungan dari Pemerintah