Dr. Aru menyarankan untuk memilih makanan yang tidak terlalu tinggi kalori dan rendah gula.
"Kalau sahurnya kebanyakan makanan manis, perut memang cepat terasa kenyang, tapi sebentar saja sudah lapar lagi. Gula cepat diserap tubuh, jadi efek kenyangnya hanya sementara," ungkap dr. Aru.
Solusinya adalah mengombinasikan buah dengan makanan lain yang tinggi serat, cukup karbohidrat, dan mengandung protein.
Baca Juga: Brentford Comeback Gemilang, Pupus Asa Bournemouth ke Liga Champions
Makanan berserat dan berprotein lebih lambat dicerna, sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama dan tubuh punya energi lebih stabil.
Agar puasa lancar dan tubuh tetap bertenaga, cobalah menyusun menu sahur yang lebih bervariasi. Berikut contoh kombinasi sahur yang sehat:
Karbohidrat kompleks: Nasi merah, oatmeal, atau roti gandum agar energi dilepaskan perlahan.
Protein: Telur, ayam, ikan, atau tahu tempe untuk memperbaiki dan membangun sel tubuh.
Lemak sehat: Alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun sebagai sumber energi tambahan.
Buah-buahan: Melon, semangka, apel, atau pisang untuk serat, vitamin, dan menjaga hidrasi tubuh.
Baca Juga: Eksplorasi Pantai Suluban: Keindahan Tersembunyi di Balik Tebing Karang di Uluwatu, Bali
Sahur yang tepat bukan soal banyak atau sedikit, tapi memastikan tubuh mendapatkan nutrisi lengkap yang mendukung puasa sepanjang hari.
Jadi, makan buah saat sahur boleh saja, asalkan tetap dikombinasikan dengan sumber kalori dan protein agar tubuh kuat dan tidak mudah lapar.***(LL)
Artikel Terkait
Rahasia Sehat dari Buah Belimbing, Pencernaan Sehat hingga Menangkal Kanker
Sujud dan Manfaatnya untuk Kesehatan: Cara Alami Meningkatkan Fungsi Otak serta Ketenangan Jiwa
Waspada! Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Picu Asam Urat di Usia Muda
Rahasia Daun Putri Malu, Si "Pemalu" yang Ternyata Punya Segudang Manfaat Kesehatan
Kendalikan Hipertensi Secara Alami, Ini 7 Buah yang Ampuh Turunkan Tekanan Darah