Senin, 22 Desember 2025

Inilah Keunggulan Investasi 5 Komoditas Prioritas Perikanan

Photo Author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 20:23 WIB
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP Budi Sulistiyo dalam keterangannya dikutip, Kamis (8/2/2024) di Jakarta. foto: ist
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP Budi Sulistiyo dalam keterangannya dikutip, Kamis (8/2/2024) di Jakarta. foto: ist

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengurai skor keunggulan komparatif (revealed comparative advantage/RCA) lima komoditas prioritas di sektor perikanan. Yakni, udang, rumput laut, tilapia, kepiting-rajungan, dan lobster.

RCA adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan keunggulan komparatif suatu komoditas atau daya saing produk suatu negara di pasar global.

RCA udang olahan misalnya, memiliki skor 1,01 di pasar Tiongkok dan 3,49 untuk pasar Jepang. Kemudian rumput laut memiliki skor RCA karaginan sebesar 6,25 untuk pasar Uni Eropa. Dan, tilapia memiliki skor RCA fillet beku sebesar 12,89 untuk pasar Kanada.

Penjelasan itu disampaikan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP Budi Sulistiyo dalam keterangannya dikutip, Kamis (8/2/2024) di Jakarta.

"Ini hasil analisa kami. Skor lebih dari 1 menandakan produk kita memiliki daya saing di pasar tersebut. Apabila petumbuhan pangsa pasarnya positif, negara itu menjadi pasar optimis dan potensial untuk terus dikembangkan" jelasnya.

Karenanya, Budi memprediksi nilai pasar udang global sebesar USD61,90 miliar di tahun 2045. Kemudian rumput laut bisa menyentuh USD11,14 miliar, tilapia USD1,94 juta. Kepiting-rajungan USD16,93 miliar serta lobster USD11,30 miliar di tahun 2045.

"Tentu ini nilai yang besar dan Indonesia berpeluang untuk menjadi salah satu pemain utama di tahun 2045," tutur Budi.

Beri Fasilitas bagi Investor


Guna menampung minat investasi untuk komoditas prioritas tersebut, Budi memastikan KKP siap memberikan fasilitasi kemudahan berusaha, akses permodalan dan investasi. Begitu juga dengan dukungan kelembagaan dan mitra usaha.

Dikatakannya, saat ini KKP juga telah mengimplementasikan ekosistem logistik ikan yang efektif dan efisien serta sistem rantai dingin dari hulu-hilir.

Melalui dukungan tersebut, Budi berharap para pelaku usaha tak ragu untuk menanamkan modal atau mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan.

"Kita baru membuka koridor logistik Biak-Surabaya sebagai bentuk komitmen pengelolaan berbasis ekosistem. Yakni mendekatkan rantai pasok hasil perikanan dari hulu ke hilir, khususnya dari pusat produksi ke pusat distribusi ikan," tutupnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X