Senin, 22 Desember 2025

Beli Celana Batik Rp15.000, Jokowi: Sangat Murah, Pasti Laku ke Afrika

Photo Author
- Selasa, 30 Januari 2024 | 15:37 WIB
Presiden Jokowi memuji produk-produk yang dihasilkan ibu-ibu nasabah program Mekaar  di Lapangan Keyongan Kidul Sabdodadi, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (30/1/2024). foto: ist
Presiden Jokowi memuji produk-produk yang dihasilkan ibu-ibu nasabah program Mekaar di Lapangan Keyongan Kidul Sabdodadi, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (30/1/2024). foto: ist



Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memuji produk-produk yang dihasilkan ibu-ibu nasabah program Mekaar (membina ekonomi keluarga sejahtera) binaan PNM (Permodalan Nasional Madani).

Menurutnya, produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan akan mampu bersaing dengan produk luar negeri karena harganya sangat kompetitif.

Bahkan Presiden Jokowi membeli celana yang harganya cuma Rp15.000.

“Saya tadi di depan beli celana. Celana ini harganya berapa? Saya bayar Rp15 ribu. Apa artinya? Ini sangat murah dan sangat kompetitif. Dan, sangat bisa bersaing dengan negara-negara lain kalau harganya Rp15 ribu,” kata Presiden Jokowi.

Hal itu dikatakannya, saat bersilaturahmi dengan para nasabah PNM Mekaar di Lapangan Keyongan Kidul Sabdodadi, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).

Kepala Negara meyakini bahwa produk berupa celana batik tersebut akan laris jika dijual ke pasar seperti Afrika. Presiden mendorong agar produk tersebut bisa diekspor dalam jumlah besar.

“Harganya Rp15 ribu, berarti 1 dolar pasti laku. Saya berikan jaminan ini. Biar orang-orang Afrika pakai celana batik semuanya,” imbuhnya.

Terbantu dengan Mekaar


Sumini Siti Aisyah, penjual celana tersebut, adalah seorang nasabah PNM Mekaar sejak tahun 2017. Saat ditemui terpisah, ia bercerita bagaimana ia bisa mengembangkan usahanya bermodalkan pinjaman dari PNM Mekaar sebesar Rp2 juta.

“Saya mulai bergabung itu tahun 2017, plafon pertama itu Rp2 juta, sekarang sudah masuk Rp9 juta. Alhamdulillah usaha berkembang,” ujarnya.

“Dari awal saya kan pindahan, dari Jakarta pindah ke kampung untuk merawat orang tua. Jadi mau usaha bingung. Akhirnya konveksi, alhamdulilah berjalan,” sambungnya.

Seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang hingga saat ini ia memiliki omzet sekitar Rp5 juta per minggunya. Setelah dipotong cicilan Mekaar, Sumini menyebut bahwa pendapatan bersihnya sekitar Rp1,5 juta.

“Seminggu sekali itu bisa 5 (juta) tapi kotor ya. Untungnya itu kira-kira Rp1,5 juta. Itu sudah kepotong cicilan, jadi sudah bersih. Lumayan sih bisa bantu perekonomian keluarga, kan butuh banyak,” tuturnya.

Sumini pun berharap program Mekaar bisa terus berlanjut ke depannya meskipun ganti pemerintahan. Menurutnya, Mekaar telah membantu para ibu dalam membantu perekonomian keluarganya.

“Mudah-mudahan dilanjutkan walaupun ganti presiden ya. Bantu banget sebenarnya untuk perekonomian ibu-ibu kayak kita. Soalnya kalau kita pinjam ke orang belum tentu boleh. Kalau begini kan dibantu, mencicil kan kasarnya, enggak terlalu berat juga, bunganya enggak terlalu tinggi, enggak kayak rentenir ya,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X