Senin, 22 Desember 2025

Nilai Tukar Rupiah Melemah 1,24% di Awal Tahun Pemilu

Photo Author
- Rabu, 17 Januari 2024 | 15:27 WIB
Ilustrasi Rupiah. Foto: Robert Lens: https://www.pexels.com/photo/indonesian-rupiah-in-close-up-photography-9914134/
Ilustrasi Rupiah. Foto: Robert Lens: https://www.pexels.com/photo/indonesian-rupiah-in-close-up-photography-9914134/

Nilai tukar Rupiah di awal tahun ini melemah di tengah kegiatan pemilihan umum (Pemilu), serta ketegangan yang memicu perang di beberapa kawasan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan sejak ahir tahun 2023 hingga tanggal 16 Januari, nilai tukar melemah sebesar 1,24 persen.

Meski melemah, Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar relatif stabil, ditopang oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan kembali masuknya aliran portofolio asing.

Kondisi ini, paparnya, sejalan juga dengan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik dan tetap positifnya prospek ekonomi Indonesia.

Perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya, seperti Ringgit Malaysia, Baht Thailand, dan Won Korea Selatan yang masing-masing tercatat melemah sebesar 1,95%, 2,82%, dan 3,24%.

Ke depan, nilai tukar Rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS.

"Positifnya perkembangan nilai tukar Rupiah ke depan didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia," jelas Perry Warjiyo, dalam risalah hasil Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2024 yang berakhir hari ini, Rabu (17/1/2024).

Optimalisasi Instrumen BI


Serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.

Koordinasi erat Bank Indonesia dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Inflasi menurun dan terjaga dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK Desember 2023 tercatat sebesar 2,61% (yoy) menurun dari tahun sebelumnya sebesar 5,51% (yoy) sehingga berada dalam kisaran 3,0±1%.

Penurunan inflasi dipengaruhi oleh terjaganya berbagai komponen inflasi sebagai hasil nyata konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia yang pro-stability serta sinergi erat kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Inflasi inti 2023 terjaga rendah sebesar 1,80% (yoy) dipengaruhi oleh imported inflation yang rendah, ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, dan kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik.

Email: [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X