Senin, 22 Desember 2025

Jokowi Dorong KSSK Ngopi Bareng Rutin Bahas Kondisi Ekonomi

Photo Author
- Kamis, 30 November 2023 | 07:22 WIB
Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Tahun 2023, di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (29/11/2023). foto: ist
Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Tahun 2023, di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (29/11/2023). foto: ist

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mendorong peningkatan sinergi Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK. Hal ini untuk mengantisipasi berbagai skenario ke depan dan merespons cepat setiap perubahan yang disebabkan dinamika global.

Misalnya untuk inflasi, cek terus di lapangan. Selesaikan kalau ada masalah dengan cepat.

"Kemudian juga perkuat KSSK, sering ketemu, sering berbicara untuk menjaga stabilitas sektor keuangan,” tegas Presiden Jokowi.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Tahun 2023. Acara berlangsung, di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Presiden Jokowi bersyukur bahwa ekonomi Indonesia masih tumbuh dan stabil di kisaran 5 persen, serta inflasi yang cenderung stabil pada kisaran 2,6 persen.

Sebagai perbandingan, ia menyebut pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara, antara lain, Malaysia 3,3 persen, AS 2,9 persen. Republik Korea 1,4 persen, dan Uni Eropa 0,1 persen.

“Artinya apa? Kita harus optimistis, tetapi tetap harus waspada, tetap harus hati-hati. Waspada pada perubahan yang super cepat, perubahan terhadap disrupsi teknologi yang juga super cepat," jelasnya.

"Memang kita harus prudent dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati-hati. Kredit terlalu hati-hati, semuanya terlalu hati-hati, akibatnya kering perputaran di sektor riil,” ucapnya.

Tingkatkan Kordinasi


Karena itu, Presiden meminta KSSK untuk meningkatkan koordinasi, utamanya pada situasi tidak normal seperti saat ini. Minim seminggu sekali atau dua minggu sekali ketemu untuk ngopi bareng-bareng.

KSSK (Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner LPS), tingkatkan kordinasi.

"Kan enggak ada masalah. Enggak usah serius, tetapi saling bertukar angka, bertukar kalkulasi, bertukar hitung-hitungan. Karena memang kondisinya kita harus merespons dengan cepat terhadap situasi-situasi yang berubah,” ungkapnya.

Saat ini, kata Presiden, dunia sedang tidak dalam situasi baik-baik saja. Karena banyak fenomena domestik negara lain yang berdampak global.

Situasi tersebut antara lain persoalan inflasi dan tingginya suku bunga di Amerika Serikat (AS). Kemudian, perlambatan dan krisis properti di Tiongkok, hingga peningkatan tensi geopolitik berupa perang di Ukraina dan Gaza.

Dampak dari perang yang ada kata Kepala Negara, harus sama-sama diantisipasi. Karena kalau sudah yang namanya perang ini ganggunya ke mana-mana.

"Gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, lonjakan harga energi, semuanya akan terdampak semuanya,” jelasnya.

Dunia juga saat ini merasakan langsung dampak perubahan iklim, terutama pada situasi pangan di Indonesia.

Pemanasan global telah membuat produksi pangan Indonesia menurun, ditambah dengan pembatasan ekspor pangan dari 22 negara.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut yaitu Gubernur BI Perry Warjiyo, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Hadir juga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X