Senin, 22 Desember 2025

Jokowi Kritik Bank Dunia Karena Kurang Perhatian Kepada Negara Berkembang

Photo Author
- Senin, 4 September 2023 | 20:45 WIB
Presiden RI Joko Widodo berbincang dengan Presiden Bank Dunia Ajay Banga, di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023). Foto: Setkab
Presiden RI Joko Widodo berbincang dengan Presiden Bank Dunia Ajay Banga, di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023). Foto: Setkab

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kritikan dari Pemerintah Indonesia kepada Bank Dunia, saat menerima Presiden bank multilateral itu Ajay Banga di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Presiden mengatakan World Bank kurang memberikan perhatian kepada negara berkembang selama ini.

Padahal, Jokowi mengatakan Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Bank Dunia untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua.

Menurut Presiden Jokowi, saat ini situasi ketidakpastian global berpengaruh terhadap pembangunan di negara berkembang.

Untuk itu, Presiden Jokowi memandang perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.

“Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut,” lanjutnya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah isu untuk dibahas bersama dengan Presiden Banga, termasuk soal reformasi sistem keuangan global.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia dan negara berkembang lainnya menaruh harapan kepada Bank Dunia untuk bisa mewujudkan sistem keuangan yang lebih adil.

“Saya yakin Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang," jelas Presiden Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Kepala Negara pun mendorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.

“Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tapi tidak semua negara dapat penuhi kebutuhan pembiayaan hijau,” kata Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury.*

Email: [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X