Senin, 22 Desember 2025

Jadi Pemain Penting, Menkeu: Indonesia Peringkat Kedua Dunia untuk Makanan dan Minuman Halal

Photo Author
- Selasa, 29 Agustus 2023 | 12:29 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan bilateral dengan petinggi Citigroup di hari pertama kunjungan kerjanya di Dubai, Minggu (3/12/2023). foto: dok
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan bilateral dengan petinggi Citigroup di hari pertama kunjungan kerjanya di Dubai, Minggu (3/12/2023). foto: dok

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, ekonomi halal Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Laporan pasar halal tahun 2022 menyebutkan, ekonomi halal dapat meningkatkan PDB (produk domestik bruto) Indonesia sebesar USD5,1 miliar per tahun.

"Melalui ekspor serta peluang investasi," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Menkeu mengatakan itu saat menyampaikan keynote speech pada The 7th Annual Islamic Finance Conference (AIFC) secara daring, Selasa (29/8/2023), di Jakarta.

Indonesia kata Sri Mulyani, juga merupakan pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan sekitar 230 juta penduduk Muslim.

Di samping itu, Indonesia telah berhasil mengerahkan daya saing pasar halal dan potensinya dengan menjadi pemain penting produk halal secara global. Indonesia mempunyai peringkat yang cukup baik secara global.

“Indonesia berada di peringkat kedua khususnya untuk makanan dan minuman. Kami juga mendapat peringkat ketiga secara global di bidang fashion, dan peringkat keenam di bidang keuangan Islam,” ujar Menkeu.

Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi halal karena memiliki populasi Muslim yang besar dan kapasitas di berbagai industri halal. Seperti makanan dan minuman halal, farmasi halal, kosmetik halal, keuangan Islam, dan pariwisata halal.

Indonesia juga berpotensi besar untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi halal global. Pengembangan ekonomi halal akan membantu RI untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

“Kami menunjukkan potensi yang kuat dan ini merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan yang baik dan kredibel," kata Menkeu.

Ekonomi Halal Tumbuh Positif


Menkeu melihat bahwa industri halal telah tumbuh positif di tengah tantangan global yang serius dan beragam. Terdapat 1,9 miliar Muslim di seluruh dunia yang menghabiskan sekitar USD2 triliun untuk produk halal pada tahun 2021.

Pengeluaran tersebut tumbuh lebih tinggi hampir 9 persen dari tahun 2020 hingga 2021.

“Pada tahun 2025, pengeluaran umat Islam di sektor halal diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,8 persen atau mencapai sekitar USD3 triliun. Ekonomi halal global sendiri diperkirakan akan mencapai USD4,96 triliun pada tahun 2030. Tantangan global telah menekankan kembali nilai ekonomi halal sebagai sumber pertumbuhan baru,” kata Menkeu.

Menurut Sri Mulyani, ekonomi halal berpotensi akan terus berkembang karena saat ini penerapan kerangka dan prinsip halal tidak hanya dibatasi oleh batasan agama.

Hal ini juga mencakup standar kesehatan, kebersihan, dan keselamatan yang relatif tinggi.

“Popularitas produk halal dan peningkatan permintaannya dianggap datang bahkan dari konsumen non-Muslim. Konsumen kecil mencari produk yang berkualitas tinggi, baik, aman, dan terutama beretika yang tertanam dalam perdagangan dan nilai-nilai halal,” ujar Menkeu. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X