Senin, 22 Desember 2025

PLN, PIM dan AGI Sepakati MoU Pengembangan Hidrogen Hijau

Photo Author
- Senin, 28 Agustus 2023 | 13:27 WIB
PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), bersama Augustus Global Investment (AGI) menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait investasi produksi hidrogen hijau di Indonesia. foto: ist
PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), bersama Augustus Global Investment (AGI) menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait investasi produksi hidrogen hijau di Indonesia. foto: ist

Indonesia melalui PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Iskandar Muda  (PIM), bersama Augustus Global Investment (AGI) menyepakati Nota Kesepahaman atau MoU. MoU terkait investasi produksi hidrogen hijau di Indonesia.

Nota kesepahaman tersebut mengenai lokasi dan penyediaan listrik untuk produksi hidrogen ramah lingkungan

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Dadan Kusdiana, mengatakan Pemerintah telah mempertimbangkan kontribusi hidrogen dalam transisi energi di Indonesia.

"Hidrogen hijau akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi sektor transportasi yang akan dimulai pada tahun 2031. Dan, sektor industri dimulai pada tahun 2041," ujar Dadan dalam siaran persnya, Senin (28/8/2023), di Jakarta.

Menurut Dadan, Hidrogen telah dimanfaatkan di Indonesia dalam sektor industri, terutama sebagai bahan baku pupuk. Konsumsi hidrogen di Indonesia saat ini berkisar 1,75 juta ton per tahun, dengan pemanfaatan didominasi untuk urea (88%), amonia (4%) dan kilang minyak (2%).

"Sebagai kelanjutan dari dokumen strategi hidrogen nasional, saat ini kami juga sedang menyusun dokumen peta jalan nasional hidrogen dan amonia. Yang berisi rencana penerapan hidrogen di Indonesia hingga tahun 2060. Mencakup regulasi, standar, infrastruktur, teknologi, supply-demand, dan lain-lain," imbuhnya.

Dadan pun menyambut baik kerja sama ini, dan berharap kolaborasi ini dapat memperkuat dan meningkatkan upaya pencapaian ketahanan energi dan mempercepat transisi energi.

"Terakhir, saya sangat mengapresiasi kerja sama intensif yang dilakukan AGI dengan Mitranya. Saya yakin semua kerja sama ini, akan memperkuat dan meningkatkan upaya kita dalam mencapai ketahanan energi berkelanjutan. Serta mendorong kita untuk mempercepat transisi energi," pungkasnya.

Bangun Production Plant Green Hydrogen


AGI berencana membangun Production Plant Green Hydrogen berkapasitas produksi 35.000 ton per tahun di Indonesia dan membutuhkan lahan 50 hektare.

Biaya investasi pembangunan infrastruktur produksi green hydrogen diperkirakan sebesar USD400-700 juta. Tergantung bentuk akhir green hydrogen yang akan ditransportasikan (compressed hydrogen, liquid hydrogen, ammonia, atau bentuk lain).

"Kami sangat antusias dapat berinvestasi di Indonesia dan mendukung transisi Indonesia menuju masa depan energi bersih," ujar CEO AGI Fadi Krikor.

Hari ini telah ditandatangani dua MoU terkait investasi produksi hidrogen hijau di Indonesia. MoU pertama adalah antara Augustus Global Investment, PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT PIM.

Nota ini untuk mengamankan lahan untuk proyek produksi hidrogen hijau. MoU kedua antara Augustus Global Investasi dan PT PLN (Persero) untuk mengamankan pasokan energi ramah lingkungan.

Proyek tersebut akan berlokasi di SEZ Arun Lhokseumawe, Aceh, Indonesia. Lokasi tersebut dipilih karena letaknya yang strategis, mengandung sumber energi terbarukan yang melimpah. Dan, dukungan kuat dari Pemerintah Indonesia. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X