Senin, 22 Desember 2025

BI Tahan Lagi Suku Bunga Acuan di Level 5,75%

Photo Author
- Kamis, 24 Agustus 2023 | 22:15 WIB
Perry Warjiyo, Gubernur BI. Foto: Ist
Perry Warjiyo, Gubernur BI. Foto: Ist

Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan di level 5,57%. Dengan demikian, posisi ini telah bertahan selama 7 bulan terakhir.

Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Agustus 2023.

"BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%," jelas Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Dia mengatakan suku bunga Deposit Facility juga tetap di posisi 5,00% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI7DRR) sebesar 5,75% ini konsisten dengan stance kebijakan moneter.

Sehingga dipastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024.

Fokus kebijakan moneter diarahkan pada penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Sementara itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, kebijakan makroprudensial longgar terus diarahkan untuk memperkuat efektivitas pemberian insentif likuiditas kepada perbankan.

Tujuannya mendorong kredit/pembiayaan dengan fokus hilirisasi, perumahan, pariwisata dan pembiayaan inklusif dan hijau.

Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital.

Penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran Bank Indonesia tersebut terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Tekanan Inflasi Berkurang


Tekanan inflasi terus menurun dan semakin terkendali dalam sasaran 3,0±1%.

Inflasi IHK Juli 2023 tercatat rendah, yaitu 3,08% (yoy), menurun dari inflasi Juni 2023 sebesar 3,52% (yoy).

Penurunan inflasi terjadi di seluruh kelompok.

Inflasi inti turun menjadi 2,43% (yoy), dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,58% (yoy).

Hal ini sejalan dengan permintaan yang terkelola, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta imported inflation yang rendah.

Kelompok volatile food bahkan deflasi sebesar 0,03% (yoy), dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,20% (yoy), sejalan dengan kesuksesan GNPIP di berbagai daerah.

Inflasi kelompok administered prices juga terus menurun menjadi 8,42% (yoy), dari perkembangan bulan sebelumnya sebesar 9,21% (yoy).

Rendahnya inflasi sebagai hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam TPIP dan TPID.

Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024.*

Email: [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X