Senin, 22 Desember 2025

Cetak SDM Industri Otomotif, Kemenperin Kerja Sama AOTS Jalankan Program LeMMI 4.0

Photo Author
- Jumat, 18 Agustus 2023 | 15:00 WIB
Kemenperin  mendorong laju kinerja industri otomotif karena sebagai salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. foto: ist
Kemenperin mendorong laju kinerja industri otomotif karena sebagai salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. foto: ist

Industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. Pada kuartal II tahun 2023, industri otomotif tumbuh sebesar 9,66 persen.

Lebih tinggi dibanding kinerja pengolahan nonmigas yang tumbuh mencapai 4,56 persen (y-o-y). Kegiatan manufaktur ini juga telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang.

Bahkan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif dari tier-1 sampai tier-3.

Karena itu, guna mendukung kemajuan sektor ini agar lebih berdaya saing, diperlukan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Dalam hal ini, Politeknik STMI Jakarta, salah satu unit pendidikan vokasi di bawah binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki program studi terkait industri otomotif.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Kepala BPSDMI menjelaskan, peran Politeknik STMI Jakarta bukan hanya mencetak SDM industri otomotif unggul. Namun, juga siap menghadapi perkembangan era industri 4.0.

“Kami telah menerapkan secara konkret kurikulum terkait teknologi industri 4.0 dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, industri pengguna lulusan poltek STMI ini mendapatkan kualifikasi lulusan yang telah dibekali kompetensi Industri 4.0,” paparnya.

Dikatakannya, BPSDMI Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnerships (AOTS).

Kerja sama untuk menjalankan program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LeMMI 4.0). Program ini dikembangkan bersama Lexer Research dan Fuso Machine Works untuk menata dan mensimulasi proses produksi dan manufaktur.

“Kerja sama ini merupakan contoh baik dari Politeknik STMI Jakarta dalam upaya mendekatkan dunia pendidikan vokasi. Dengan kebutuhan riil di industri khususnya di sektor otomotif dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk dari pemerintah Jepang,” tutur Masrokhan.

Siapkan Diri Hadapi Tantangan Industri Otomotif


Belum lama ini, Kepala BPSDMI turut memberikan kuliah umum LeMMI 4.0 di Politeknik STMI Jakarta. Pada kegiatan itu, para mahasiswa mempelajari pentingnya peran LeMMI 4.0 dan mendapatkan motivasi agar lebih semangat dalam mempersiapkan diri. Terutama dalam menghadapi tantangan di era industri 4.0.

“Industri di sektor otomotif menjadi salah satu sektor prioritas program Making Indonesia 4.0. Karena itu, perusahaan industri otomotif membutuhkan SDM Industri yang mampu beradaptasi. Dengan teknologi terkini untuk menguatkan industri otomotif nasional,” lanjut Masrokhan.

Beberapa fokus teknologi dalam visi LeMMI 4.0 adalah kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), augmented reality, virtual reality, advanced robotic, hingga 3D printing.

Direktur Divisi Asia dan Pasifik METI, Fukuchi Mami mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin tersebut.

“Saya berharap sektor publik dan swasta Jepang dan Indonesia bekerja sama untuk membawa pertumbuhan bagi perusahaan Jepang dan Indonesia. Saat mereka bertransisi ke manufaktur canggih yang memanfaatkan teknologi digital,” ujarnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X