Senin, 22 Desember 2025

Kapitalisasi Pasar Saham Naik 0,18% Jadi Rp9.504 T Pekan Lalu

Photo Author
- Sabtu, 20 Mei 2023 | 16:26 WIB
BEI, KSEI dan KPEI berikan alat pencegah stunting kepada Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, Selasa (4/7/2023). Foto: Ist
BEI, KSEI dan KPEI berikan alat pencegah stunting kepada Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, Selasa (4/7/2023). Foto: Ist

Kapitalisasi pasar saham naik 0,18% menjadi Rp9.504,018 triliun sepanjang pekan lalu periode 15 hingga 19 Mei 2023.

Kapitalisasi pasar saham di akhir pekan sebelumnya mencapai Rp9.521,038 triliun

Pada perdagangan di hari terahir, Jumat (19/5/2023), investor asing pada hari ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,04 triliun.

Sepanjang tahun 2023, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp17,014 triliun.

Sementara itu, perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tanggal 15 sampai dengan 19 Mei 2023 ditutup bervariasi.

Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan sebesar 10,26%.

Volume transaksi bertambah menjadi 21,011 miliar saham dari 19,055 miliar saham dari pekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian Bursa juga berubah 1,43% menjadi Rp10,018 triliun.

Pada pekan sebelumnya, rata-rata nilai transaksi mencapai Rp10,164 triliun

Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 7,52% menjadi 1.270.046 dari 1.373.328 transaksi pada sepekan sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan sebesar 0,11%, yaitu pada posisi 6.700,561 dari posisi 6707,763 pada pekan lalu.

Sentimen Pasar


Rut Yesika Simak, analis Mirae Asset Sekuritas, menyebutkan adapun sentimen yang menggerakkan pasar saham pekan lalu, antara lain harga soft commodity (seperti gandum, minyak kelapa sawit mentah, dan gula) yang menurun.

"Kami memperkirakan akan ada dampak positif pada biaya produksi/biaya input barang konsumen di Indonesia,'' jelasnya.

Pada 1Q23, konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan sebesar 4,54% YoY (vs. 4.48% YoY pada 1Q22).

Dia mengatakan pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat.

Di tengah ketidakpastian global, sektor konsumen di Indonesia akan tetap kuat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kepercayaan konsumen.

Tingkat inflasi pada bulan April 2023 melampaui harapan kami, terutama mengingat libur Idul Fitri.

"Kami melihat ini sebagai kesempatan bagi perusahaan yang fokus pada produk segmen premium, seperti yang saat ini dilakukan oleh UNVR," terangnya.

Investor juga mencermati apresiasi Rupiah yang diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2023F.

Penguatan Rupiah, diyakininya akan memiliki dampak positif, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan impor, seperti grup Indofood.*

Email: [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X