Pemilu 2024 diyakini akan signifikan mendorong pertumbuhan sektor telekomunikasi di Indonesia tahun 2023 dan tahun depan.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy, dalam laporan berjudul Telco Overweight and Initiate) - A huge market ripe for monetization, menyebutkan aktivitas menjelang Pemilu akan medorong lonjakan trafik data.
"Kami memproyeksikan lonjakan trafik data menjelang peristiwa besar nasional yang akan datang, yaitu Pemilu 2024," jelasnya.
"Kegiatan Pemilu diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi sektor telekomunikasi Indonesia," jelasnya, Rabu (29/3/2023).
Jadi, jelasnya, jika dipasangkan dengan antisipasi kenaikan harga data dan penerapan strategi konvergensi, kami menginisiasi sektor ini dengan peringkat Overweight.
Dia mengatakan dengan populasi lebih dari 275 juta orang per September 2022, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia setelah India.
Pada periode yang sama populasi di India mencapai 1,42 miliar orang, China 1,41 miliar jiwa dan Amerika Serikat sebanyak 333 juta orang.
Harga Data Kemungkinan Naik Jelang Pemilu 2024
"Perusahaan telah mengantisipasi kenaikan harga data untuk memonetisasi pasar yang sangat besar ini," tambah Robert.
Beberapa pemain besar di industri teknologi, menurutnya, telah memulai strategi konvergensi antara layanan fixed broadband dan selulernya masing-masing.
Dia mengatakan TLKM menjadi pilihan utama kami mengingat neracanya yang relatif lebih sehat, ditandai dengan net gearing hanya 24,1% dibandingkan dengan ISAT dan EXCL yang masing-masing sebesar 168,5% dan 151,2%.
Oleh karena itu, selain dapat mendistribusikan potensi dividen yang lebih tinggi, TLKM juga memiliki kemampuan lebih untuk membelanjakan anggaran capex.
Hal ini untuk meningkatkan segmen bisnis terkait lainnya, seperti pusat data, menara, dan layanan digital, yaitu edutech, healthtech, gaming, streaming dan produk lain.
