Karantina Pertanian Belawan meluncurkan tiga inovasi digital untuk meningkatkan kualitas layanan perkarantinaan di wilayah kerjanya.

Masing-masing adalah Q-Belawan WA Center, Q-Belawan Micro Learning Center dan Q-Belawan investigation.

Peluncuran inovasi digital ini menurut Kepala Karantina Pertanian Belawan, Lenny Hartanti Harahap, untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

"Ini juga sejalan dengan arahan pimpinan Kepala Badan Karantina Pertanian (Bambang-red)," kata Lenny, Senin (20/2/2023) di Belawan.

Peluncuran inovasi berbasis digital ini menurut Lenny merupakan respon pihaknya atas kebutuhan masyarakat pengguna jasa karantina.

Ia menjelaskan, Q- Belawan WA Center adalah layanan informasi yang disedikan Karantina Pertanian Belawan kepada pengguna jasa Karantina maupun masyarakat umum.

Hal ini terkait perkarantinaan maupun kondisi terkini, yang dapat di akses ke no. +62 823 7409 9095.

Q-Belawan Learning Center, lanjut Lenny, merupakan inovasi pembelajaran kepada pegawai Karantina Belawan terhadap bidang tertentu dengan waktu yang singkat (15-30 menit).

Ini sebagai sarana meningkatkan kualitas kompetensi pegawai secara internal.

Sedangkan Q- Belawan investigation yang diusung oleh tim Wasdak adalah inovasi untuk monitoring penerapan sistem manajemen anti penyuapan.

Kemudian, menguatkan pengawasan serta mendukung peningkatan kualitas pelayanan public, kepatuhan internal dan eksternal.

“Ketiga inovasi ini merupakan percepatan layanan perkarantinaan baik dari lingkup eksternal maupun internal Karantina Pertanian Belawan," ujar Lenny.

Ini membuktikan, bahwa Karantina Pertanian Belawan bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik, cepat dan akurat.

Kasubdi Sarana dan Operasi Bea Cukai Belawan, Widianto menyebutkan, inovasi ini suatu gagasan yang sangat baik mendukung peningkatan pelayanan.

"Kami Ucapkan selamat atas peluncuran 3 inovasi pelayanan Karantina Pertanian Belawan," kata  Widianto yang turut menghadiri acara peluncuran inovasi digital tersebut, Jumat (17/2/2023) kemarin. *

#beritaviral#beritaterkini

Editor: Junita Ariani