Senin, 22 Desember 2025

Mulai 1 Februari 2023, Indonesia Gunakan Bahan Bakar Nabati B35

Photo Author
- Jumat, 6 Januari 2023 | 11:10 WIB
Pemerintah akan mulai penggunaan bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen mulai 1 Februari 2023. foto: antaranews.com
Pemerintah akan mulai penggunaan bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen mulai 1 Februari 2023. foto: antaranews.com

Pemerintah akan mulai penggunaan bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen mulai 1 Februari 2023. Hal itu dikatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sedangkan untuk periode Januari 2023, persentase percampuran bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar sebesar 30 persen atau B30.

"Pencampuran BBN jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35 persen (B35) ke dalam BBM jenis minyak solar mulai berlaku pada 1 Februari 2023," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana sebagaimana dikutip dari antaranews.com, Jumat (6/1/2023).

Kebijakan dalam rangka peningkatan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 295.K/EK.01/MEM.E/2022 tentang Penahapan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Solar dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Kemudian, Keputusan Menteri ESDM Nomor 205.K/EK.05/DJE/2022 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Volume Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Solar Periode Januari sampai Desember 2023.

Adapun penerapan program B35 tersebut diambil dengan berbagai pertimbangkan, seperti ketersediaan pasokan bahan baku terutama crude palm oil, kapasitas produksi badan usaha bahan bakar nabati dan standar spesifikasi yang diharus dipenuhi.

Kementerian ESDM memproyeksikan program B35 akan ada peningkatan kebutuhan B100 sebanyak 1,9 juta kiloliter (KL) atau setara dengan pengurangan solar sebesar volume yang sama.

Pada 2023, alokasi biodiesel sebanyak 13,14 juta kiloliter atau meningkat sekitar 19 persen dibandingkan alokasi tahun lalu yang hanya sebesar 11,02 juta kiloliter.

Kementerian ESDM menyatakan bahwa pengujian baik yang di laboratorium maupun melalui pelaksanaan uji jalan telah dilakukan terhadap program peningkatan pencampuran biodiesel menjadi B35.

Kegiatan uji jalan itu menggunakan B40 telah berlangsung sejak Juli 2022 hingga akhir Desember 2022, yang mana secara umum memberikan gambaran performa yang baik.

Selain itu, implementasi B35 juga sudah mempertimbangkan kesiapan badan usaha bahan bakar nabati dan badan usaha bahan bakar minyak, baik dari aspek kesiapan pasokan, distribusi, termasuk infrastruktur penunjang. *

Editor: Addinda Zen

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X