Senin, 22 Desember 2025

Hama Lalat Buah Mendominasi Serangan OPT pada Tanaman Jeruk Petani Sumut

Photo Author
- Selasa, 3 Januari 2023 | 13:23 WIB
Petugas pengamat OPT melakukan gerakan pengedalian OPT pada tanaman jeruk di Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.  foto: istimewa
Petugas pengamat OPT melakukan gerakan pengedalian OPT pada tanaman jeruk di Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. foto: istimewa

Hingga saat ini hama lalat buah masih mendominasi serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman jeruk petani di Sumatera Utara (Sumut).

Sepanjang tahun 2022, luas serangan hama lalat buah pada tanaman jeruk mencapai 2.806,6 hektare.

“Namun secara kumulatif luas serangan OPT pada tanaman jeruk sepanjang tahun 2022 mencapai 3.379,5 hektare,” kata Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas TPH Sumut, Marino, Selasa (3/1/2023), di Medan.

Artinya, kata Marino, tidak hanya lalat buah saja yang menyerang pertanaman jeruk petani. Tetapi, ada beberapa OPT lainnya yang turut menyerang.

Seperti hama penggerek buah dengan luas serangan mencapai 479,7 hektare, kutu sisik 45 hektare, jamur upas 27 hektare dan kutu dompolan 21,2 hektare.

“Dari semua OPT itu, lalat buahlah yang paling banyak menyerang yakni seluas 2.806,6 hektare dengan kategori serangan ringan dan 0,5 hektare dengan kategori serangan sedang,” terang Marino.

Sejauh ini, kata Marino, tidak ada tanaman yang mengalami puso atau gagal panen. Semua serangan masih tahap serangan ringan.

Gerakan Pengendalian


Untuk mengendalikan serangan OPT pada tanaman jeruk, pada prinsipnya, kata Marino, pihaknya mengajak para petani untuk melakukan gerakan pengedalian (gerdal) secara preventif sebelum terjadi serangan.

Kemudian, memberikan bantuan pestisida yang ramah lingkungan serta melakukan monitoring ke seluruh pertanaman.

“Jadi, tidak menunggu serangan luas dulu baru gerakan pengendalian dilakukan. Tim pengamat dan pengedali OPT kita selalu melakukan monitoring di lapangan,” jelasnya.

Memang selama ini kata Marino, untuk lalat buah, cukup meresahkan para petani jeruk di Sumut termasuk di Kabupaten Karo yang menjadi basis atau sentra jeruk di Sumut.

Banyak cara yang sudah dilakukan pemerintah bersama petani, namun serangan lalat buah masih tetap. Hanya saja, luas serangannya semakin menurun dan dengan tingkat serangan yang rendah.

“Tidak ada lagi pertanaman jeruk petani yang puso gara-gara serangan lalat buah. Mudah-mudahan semua bisa dikendalikan,” ujarnya.

Tetapi hal yang harus diingat petani adalah menjaga kebersihan di sekitaran pertanaman jeruk. Jangan sampai lingkungan pertanaman jeruk kotor.

Buah-buah yang jatuh harus dikubur atau dijauhkan dari tanaman.
Karena salah satu pemicu lalat buah adalah lingkungan yang kotor. *

Editor: Addinda Zen

 

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X