Baca Juga: Situasi Darurat di Lebanon: 116 WNI Memilih Bertahan, Kemlu Siapkan Evakuasi Meski Tak Memaksa
Salah satu tantangan yang disebutkan Presiden Jokowi adalah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh sejumlah faktor, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan ketegangan geopolitik.
Presiden Jokowi mencatat bahwa perlambatan ekonomi global diperkirakan masih berada pada angka 2,7 hingga 2,8 persen.
Namun, ia bersyukur bahwa di tengah kondisi tersebut, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonominya di atas angka 5 persen.
Selain itu, ketegangan geopolitik yang berkepanjangan seperti konflik Ukraina-Rusia, ketegangan antara Israel dan Palestina, serta eskalasi konflik di Timur Tengah juga menambah ketidakpastian bagi perekonomian global.
"Ketidakpastian ekonomi dunia semakin jelas dengan adanya perang Ukraina-Rusia, perang Israel-Palestina, bahkan ketegangan Israel-Lebanon, dan konflik Iran-Israel yang menambah rumit situasi global," paparnya.
Selain tantangan ekonomi dan geopolitik, Presiden Jokowi juga menyoroti perubahan iklim sebagai salah satu tantangan yang harus diantisipasi oleh Indonesia.
Menurutnya, dampak perubahan iklim akan mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk perekonomian.
"Dampak perubahan iklim juga menjadi tantangan besar yang akan kita hadapi di masa depan. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi semua ini," jelas Presiden Jokowi.
Dengan tantangan yang beragam, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya menjaga optimisme di tengah berbagai hambatan tersebut.
Menurutnya, optimisme adalah kunci untuk menghadapi setiap tantangan dengan lebih baik dan membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang disegani di kawasan Asia dan dunia.***(LL)