Kondisi ini jelas berbeda dengan batu bara dan minyak bumi yang merupakan sumber energi tidak terbarukan dan semakin menipis.
3. Waktu Pengisian Lebih Singkat
Meski bekerja dengan prinsip berbeda, mobil berbasis fuel cell tetap memerlukan proses pengisian ulang daya.
Namun, waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibandingkan mobil listrik konvensional.
Proses pengisian tangki hidrogen biasanya hanya memakan waktu sekitar 10 menit, sedangkan mobil listrik bisa butuh berjam-jam.
Baca Juga: Liverpool Masih Sempurna, Tottenham Bangkit di Brighton, dan Manchester United Jinakkan Chelsea
Kekurangan Teknologi Fuel Cell
Meski menjanjikan, teknologi ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan:
1. Harga Masih Tinggi
Karena termasuk inovasi baru, biaya produksi mobil berbasis fuel cell masih relatif mahal.
Komponen pendukungnya pun belum tersedia secara luas sehingga harga jual kendaraan ini belum bisa bersaing dengan mobil konvensional.
2. Risiko Pembekuan
Dalam kondisi suhu rendah, hidrogen dan oksigen bisa membeku. Hal ini dapat mengganggu proses pembuangan dan menurunkan performa kendaraan, terutama jika dipakai di wilayah dengan iklim ekstrem.
3. Sensitif terhadap Zat Asing
Fuel cell membutuhkan kondisi reaksi yang murni. Jika tercampur dengan zat asing, proses konversi energi bisa terganggu dan memengaruhi kinerja kendaraan secara keseluruhan.
Artikel Terkait
Panduan Lengkap tentang Oli Kompresor AC Mobil, dari Jenis, Cara Ganti, hingga Tanda Habis
Aki Basah Lemah? Begini Cara Memperbaiki, Mengetahui Penyebab, dan Mencegah Kerusakan
Wajib Diterapkan Setiap Pengemudi! Ini 7 Tips Ampuh Hindari Tabrakan Beruntun
Kenali Tambal Ban Tip Top, Lebih Awet Dibanding Tambal Biasa
Kenali Jenis Ban Mobil Pick Up, Tips Tepat Memilih, dan Kisaran Harga Pasaran