ESENSI.TV, NASIONAL - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk meningkatkan produksi gas bumi secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Proyek-proyek pengembangan lapangan gas yang sedang dikerjakan diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap kapasitas produksi gas nasional.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menyampaikan bahwa target jangka panjang Indonesia adalah memproduksi 1 juta barel minyak per hari serta 12 Billion Cubic Feet (BCF) gas per hari.
Baca Juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Malang Ternyata Sudah Terafiliasi dengan ISIS
"Walaupun produksi minyak mengalami penurunan, kami melihat peningkatan yang signifikan dalam sektor gas. Terlebih lagi, ada lapangan-lapangan baru yang akan dikembangkan oleh ENI," ungkap Arifin dalam acara Temu Media di Jakarta, dikutip pada Senin, 5 Agustus 2024.
Menurut Arifin, pada periode antara tahun 2027 dan 2028, Indonesia akan mengalami lonjakan produksi gas yang signifikan.
Hal ini terutama akan berasal dari beberapa lapangan gas besar, seperti Geng North, IDD Gandang Gendalo, dan Andaman.
Baca Juga: Perluas Partisipasi Wakaf, 2 Bank Syariah Baru Resmi Ditunjuk Kemenag
Berikut adalah rincian proyeksi tambahan produksi gas dari lapangan-lapangan tersebut:
- Geng North
Diperkirakan akan menambah produksi gas sebesar 1.000 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), dengan cadangan mencapai 4,1 Triliun Cubic Feet (TCF). Produksi di lapangan ini direncanakan mulai pada tahun 2027.
- IDD Gandang Gendalo
Lapangan ini memiliki target produksi sebesar 4.900 MMSCFD dan cadangan 6,3 TCF. Potensi lapangan ini sangat besar untuk mendukung peningkatan produksi gas nasional.
- Andaman
Meskipun masih dalam tahap eksplorasi, lapangan Andaman diperkirakan memiliki potensi produksi sebesar 527 MMSCFD dengan cadangan sekitar 10 TCF.
Selain ketiga lapangan utama tersebut, ada beberapa lapangan gas lain yang diharapkan memberikan kontribusi tambahan, seperti Ubadari dengan produksi 550 MMSCFD, Asap Kido Merah (330 MMSCFD), Maha (194 MMSCFD), Secanggang (140 MMSCFD), Mako (120 MMSCFD), Lofin (120 MMSCFD), Marakes East (89 MMSCFD), Wasambo (40 MMSCFD), dan Karendan (100 MMSCFD).
Pengembangan lapangan gas ini tentunya menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah perizinan, kebutuhan infrastruktur, dan fluktuasi harga energi di pasar global.