ESENSI.TV, JAKARTA - Kemacetan di Jalan TB. Simatupang sudah lama menjadi sorotan publik.
Ruas jalan yang menjadi penghubung utama Jakarta Selatan ini kerap mengalami kepadatan pada jam sibuk, membuat para pengendara harus menempuh waktu perjalanan lebih lama.
Tidak hanya pengguna mobil pribadi, pengemudi ojek online dan penumpang transportasi umum turut merasakan dampak buruk dari masalah ini.
Walau demikian, sejumlah pihak menyebutkan bahwa kepadatan di lokasi tersebut mulai mengalami penurunan setelah Pemprov DKI menerapkan rekayasa lalu lintas di sepanjang ruas jalan tersebut.
Baca Juga: Serangan Dini Hari di Kebbi, Nigeria Kerahkan Pasukan Demi Selamatkan 25 Siswi yang Diculik
Meski tak semua pengguna jalan merasakan perbedaan secara signifikan, pola pergerakan kendaraan disebut membaik dari sebelumnya.
Salah satu yang merasakan langsung kondisi lapangan adalah para pengemudi ojol.
Dicky, salah satu pengemudi yang ditemui, mengungkapkan bahwa ia masih memilih melintasi TB.
Simatupang meski dikenal sebagai jalur padat. Alasannya, kemacetan justru mendatangkan lebih banyak penumpang.
“Saya masih sering lewat karena mengambil orderan di sekitar Jalan TB. Simatupang, meskipun macet parah. Kondisi macet parah itu, saya banyak memperoleh orderan. Banyak penumpang turun dari angkutan umum, naik ojek dari halte bus ke rumah mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Skotlandia Libas Denmark, Amankan Tiket Piala Dunia untuk Pertama Kalinya Sejak 1998
Dalam menanggapi kondisi tersebut, Judistira Hermawan, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, menekankan bahwa Pemprov melihat hasil positif dari uji coba rekayasa lalu lintas.
Karena itu, pemerintah memperpanjang kebijakan dengan tetap membuka Gerbang Tol Fatmawati II secara gratis hingga akhir Oktober 2025.
Kebijakan ini dinilai membantu memecah arus kendaraan yang sebelumnya menumpuk di jalur utama.