ESENSI.TV, JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Judistira Hermawan, mendorong Pemprov DKI segera memanfaatkan teknologi satelit untuk memantau pohon tua yang rawan tumbang di seluruh wilayah ibu kota.
Menurutnya, teknologi satelit dapat menjadi solusi efektif dalam mendukung transformasi digital bidang kehutanan kota yang selama ini masih mengandalkan cara manual.
Ia menilai, sistem pemantauan dari udara akan memungkinkan pengawasan lebih luas, cepat, dan akurat terhadap kondisi vegetasi terutama pohon-pohon besar di ruang terbuka hijau maupun pinggir jalan.
Baca Juga: Aksi Demo Tolak Kenaikan PBB di Pati Memanas, Donasi Disita Satpol PP dan Posko Dibubarkan
Judistira menekankan bahwa pemanfaatan teknologi satelit bukan hanya untuk peta visual, tetapi juga analisis kondisi tajuk pohon, kelembapan, dan tingkat kesehatan daun melalui pencitraan multispektral.
Ia menyebut bahwa kota-kota besar dunia seperti Singapura dan Tokyo telah lebih dulu mengintegrasikan teknologi remote sensing untuk menjaga keselamatan ruang kota dari pohon tumbang.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa anggaran teknologi ini dapat diintegrasikan dalam kerja sama lintas dinas antara Dinas Taman dan Hutan Kota, Kominfotik, dan BPBD.
Judistira juga menyarankan agar hasil pemantauan satelit dijadikan basis data untuk aplikasi digital yang bisa digunakan oleh petugas lapangan secara real-time.
Baca Juga: Israel Siapkan Strategi Baru di Gaza, Pengambilalihan Total Jadi Opsi Serius Netanyahu
Dengan begitu, inspeksi manual bisa lebih terarah ke titik-titik kritis berdasarkan data aktual, bukan sekadar rutinitas periodik yang kadang luput dari situasi darurat.
Ia berharap Pemprov DKI Jakarta tak lagi terpaku pada pola lama dalam perawatan pohon, melainkan berani mengambil langkah progresif melalui pemanfaatan teknologi canggih.
Menurutnya, inisiatif ini juga akan mempercepat digitalisasi tata kelola perkotaan yang lebih transparan, efisien, dan proaktif terhadap risiko lingkungan.
Terakhir, Judistira menegaskan bahwa pengawasan vegetasi perkotaan bukan semata urusan estetika, tetapi menyangkut keselamatan jiwa masyarakat yang melintas di bawahnya setiap hari.***(LL)